Dongeng tentang anak yang diasuh satwa di hutan liar atau yang dikenal dalam cerita Mogli, ternyata benar terjadi. Malah lebih dari satu kasus.
Secara fisik, mereka memang manusia. Namun perilaku dan instinknya sama dengan binatang buas yang mengasuhnya. Terjadi ikatan emosional antara ibu dan anak. Dan meski berbeda jenis, sang induk ini siap menantang bahaya demi anak manusia yang diasuhnya.
Awal mula cerita terjadi tahun 1920, ketika di desa Midnapore, India Timur, penduduknya dikagetkan oleh munculnya makhluk aneh. Makhluk ini sering menampakkan diri bersama segerombol serigala.
Wujudnya yang aneh meresahkan warga desa. Malam hari mereka bermunculan dari sebuah lubang. Sekilas makhluk itu memang seperti serigala. Namun bentuk badan, cara berjalan, dan bunyinya berbeda dengan kawanan serigala yang lain.
Untuk menenangkan warganya, pendeta Joseph Singh berjanji menyelidikinya. Suatu malam, ia bersembunyi di atas dahan untuk mengintai datangnya siluman aneh yang menggegerkan itu.
Tiba-tiba dari sebuah liang besar muncul sepasang serigala dewasa yang diikuti anak-anaknya. Namun dua di antara anak-anak serigala itu berbeda.
Ketika mereka semakin dekat, pendeta Singh terkesiap. Dua siluman aneh itu tak diragukan lagi, dia adalah dua orang anak manusia berjenis kelamin perempuan di bawah umur.
Yang terkecil kira-kira berusia 18 bulan, sedangkan kakaknya sekitar 7 tahun. Kakak beradik ini berlari dengan menggunakan kedua tangan dan kaki bersama anak-anak serigala lainnya. Meski terlihat aneh, laju mereka tak kalah dengan lainnya.
Akhirnya warga desa sepakat menangkap mereka. Setelah tertangkap, mereka diasuh layaknya anak manusia. Mereka dititipkan di sebuah panti asuhan, namun pihak panti merasa kesulitan untuk mengembalikan ke sifat-sifat asli manusia.
Anak-anak hasil asuhan binatang itu hanya duduk dan melolong seperti serigala. Dan jika mereka bergerak, keempat kakinya digunakan berjalan seperti serigala atau harimau.
Penduduk memberinya nama Amala untuk si kecil dan Kamala untuk kakaknya. Sayang sekali, setahun kemudian Amala meninggal tanpa bisa belajar berdiri atau berbicara.
Kamala bertahan hidup hingga usia 16 tahun. Selama itu ia belajar berbicara paling tidak 30 kata. Belajar berdiri tegak berjalan dengan dua kaki, dan yang paling mencengangkan, Kamala mulai gemar memasak. Ketika adiknya meninggal, Kamala menangis. Dua tetes air bening jatuh dari matanya.
Kasus semacam ini bukan satu-satunya. Pada tahun 1972 di dareah Uttar Pradesh, di wilayah yang tak jauh dari tempat Kamala, kembali ditemukan seorang anak laki-laki yang diasuh binatang buas.
Anak laki-laki ini hidup dan diasuh oleh seeekor beruang betina di sebuah gua. Seorang pemburu mendapatinya tengah bermain bersama anak-anak serigala di dekat gua beruang.
Pemburu ini menangkap dan menyerahkannya kepada rumah penampungan kaum miskin dan yatim piatu. Mereka memberinya nama Pascal. Pada Februari 1985, ketika Pascal berusia 17 tahun, ia menemui ajalnya setelah menderita kram akut di sekujur tubuhnya. jss