Politik

Sejarah Gaib Pulau Jawa (14-Habis) : DR Krom Kagumi Arsitektur Buddhis

Bekas-bekas dari perlintasan ini memang ada. Tetapi waktu ditemukan oleh orang-orang Eropa, bekas-bekas itu sudah penuh dengan batu-batu besar. Menurut para ahli, karena bobotnya yang besar dari bangunan di atasnya menyebabkan seluruh bangunan mulai tombong (turun). Bahkan sebelum selesai. Karena itu, terpaksa dikorbankan tingkatan yang terendah sebelum mereka selesai untuk menolong keseluruhannya. Dengan perkataan lain, telah tampak, bahwa dasarnya kurang kuat untuk menahan seluruh bangunan. Karena itu untuk menguatkan dasar itu dibangun sebuah lingkaran dari batu di sekelilingnya, sebagai cincin batu yang maha besar yang sekarang adalah platform persegi itu. Di tengah tiap sisi dari persegi itu ada sebuah tangga yang curam. Pintu gerbang tiap-tiap tangga dijaga oleh singa dalam sikap duduk, merentang di atasnya lengkungan elok yang menunjukkan kesempurnaan arsitektur yang sangat tinggi. Dari platform dasar segi empat sampai pada platform bundar yang atas sendiri tingginya (diukir dalam garis tegak) hanya 118 kaki. Sedangkan garis keliling dari seluruh piramid yang berdiri di atas platform yang rendahan itu adalah 2080 kaki. Dari seluruh kompleks serambi, hiasan yang mengagumkan itu merupakan separuh bola sangat gepeng. Kelilingnya dengan langit sebagai latar belakang merupakan garis bengkok yang sempurna. Itu kepandaian dari pekerjaan ini, sehingga dari jauh kelihatan tak berbeda dengan tutup saji yang dihiasi dengan sangat baik. Jika dibandingkan dengan Shawe Dagon (Rangoon) atau reruntuhan yang menakjubkan dari Angkor Wat (Birma), maka ia hanya sebuah bukit saja. Tetapi secara terperinci ia jauh lebih indah dan menakjubkan daripada salah satunya. Profesor Krom, mengatakan, bahwa Borobudur adalah "salah satu monumen yang sangat ternama dan monumen keagamaan yang paling terkenal dari kesenian Buddhis. Dan bangunan arsitektur yang sangat indah ini melampaui segala bangunan kesenian yang ada di Timur. Dr. Krom sendiri yang seorang materialis, demikian terharu karena keindahan Borobudur. Ia pun mengatakan, bahwa atmosfir yang keluar dari monumen ini demikian istimewa oleh inspirasi Ilahi yang membimbing orang-orang yang membangunnya. (Habis/Djoko Su’ud Sukahar)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar