Eropa Dipaksa Tarik Produk Berlabel 'No Palm Oil'

Eropa Dipaksa Tarik Produk Berlabel 'No Palm Oil'
Kebohongan asing yang mendiskreditkan minyak sawit mulai terkuak. Pengadilan Banding Belgia di Brussels membuka kebohongan itu. Pengadilan ini memutuskan, supermarket Delhaize, Belgia dinyatakan telah melanggar hukum. Wajib tarik produk yang dilabeli ‘No Palm Oil’. Gempuran asing terhadap perkebunan sawit terus masif. Kampanye hitam itu muncul dalam berbagai bentuk. Dituding sebagai perusak hutan, melanggar HAM, pencemar udara, penyebar emisi, korupsi, mempekerjakan anak-anak, sampai  gambut yang di Serawak Malaysia menghidupi warganya, di Indonesia dihajar habis-habisan. Salah satu kampanye hitam menolak sawit itu adalah label ‘No Palm Oil’. Seluruh produk yang beredar di Eropa diberi label itu. Seakan-akan sawit itu adalah virus dari berbagai penyakit, dan haram untuk dikonsumsi. Dari Belanda, Prancis, Australia, Italia, Kanada, Norwegia, dan Belgia, semua produk yang dijual berstiker itu. Mereka memberi peringatan, bahwa makanan itu sehat tanpa minyak sawit. Dengan kata lain, minyak sawit itu didakwa tidak sehat. Kini kebohongan itu mulai terbongkar. Pengadilan Banding Belgia di Brussels  memutuskan, bahwa supermarket Belgia, Delhaize, telah melanggar hukum. Tuduhan soal minyak kelapa sawit merusak lingkungan dan merusak kesehatan tidak berdasar. Itu tidak dapat diverifikasi dan tidak objektif. "Untuk itu Delhaize harus berhenti membuat tudingan yang tidak adil ini," ungkap amar putusan pengadilan itu, yang dilaporkan theoilpalm.org, Selasa 6 Juni 2017. Dalam putusan itu disebut, bahwa ‘No Palm Oil’ adalah tindakan diskriminatif. Lebih bersifat politis untuk memenangkan persaingan dagang. Menguntungkan industri Eropa, dan meniskalakan produk dari luar Eropa. Kini, dengan keputusan pengadilan ini, maka tidak ada lagi alasan bagi Uni Eropa, regulator, dan pejabat di Eropa untuk melakukan kampanye ‘No Palm Oil’. Sebab dengan keputusan itu, jika kampanye negatif itu tidak dihentikan, maka negara-negara Eropa yang sengaja mendiskriminasikan produk sawit itu akan terancam hukuman. jss

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index