Waduk Delok yang terletak di Desa Mojodoyong, Sragen, Jawa Tengah ini hampir sama dengan waduk-waduk di tempat lain. Bedanya, waduk ini lebih luas.
Jika kemarau tiba, yang terlihat hanyalah gumpalan lumpur ditumbuhi genangan air pekat. Namun bila musim hujan tiba, airnya meluap hingga di permukaan.
Mitos yang berkembang, waduk di tepi jalan desa ini ditunggui oleh puluhan makhluk halus. Satu diantaranya berupa wanita yang berwajah cantik.
Waduk Delok sudah ada sejak penjajahan Belanda. Kabarnya, pembangunannya diusahakan oleh Sinuwun Paku Buwana (PB) IX, Kasunanan Surakarta.
Sebagai buktinya, di sana terdapat bangunan kecil berbentuk joglo. Menurut Mbah Joyo Dikoro, salah seorang sesepuh desa, joglo itu sebagai lokasi istirahat PB IX bila sedang berkunjung.
Tepat di sebelah timur waduk terdapat sungai besar. Airnya yang bersumber dari Gunung Lawu mengalir tanpa henti. Tidak pernah kering meski musim kemarau panjang.
Waduk Delok juga punya cerita mistis. Berkali-kali minta tumbal manusia. Konon, menurut beberapa orang pintar, waduk itu ada yang mbaurekso (penunggu), sebangsa makhluk halus. Bahkan sebagian orang berani menyatakan, jika tempat ini, dulunya adalah istana para jin.
Tokoh-tokoh jin, penguasa tempat-tempat keramat di seluruh Sragen bahkan Jawa Tengah, setiap akan mengadakan pertemuan, Waduk Delok-lah yang mereka pilih.
Menurut Mbah Joyo Dikoro, sesepuh Dukuh Gondang, dekat Waduk Delok, dirinya pernah ditemui –lewat mimpi--, yang baurekso bangsa jin. Namanya, Eyang Jogo Sutejo.
Anehnya, setiap cucu turunan jin punya hajatan, selalu minta tumbal manusia. Biasanya tumbalnya ditenggelamkan. Dan sekaligus pula dijadikan menantu olehnya. Laki-laki maupun perempuan.
“Sampai sekarang, sudah puluhan manusia menjadi tumbal keangkeran Waduk Delok ini,” katanya sembari menunjuk lokasi tempat para korban tenggelam.
Selain itu, pada saat-saat tertentu ‘keluarga besar’ jin penghuni waduk menggelar acara kesenian. Tentu saja itu semua di luar jangkauan akal sehat manusia.
Konon, saat acara, tidak seorang pun yang berani melintasi waduk di jalan raya menuju lereng Gunung Lawu ini.
Di waduk ini juga ada jin (wanita) yang sering iseng mengganggu setiap orang yang melintas di sekitarnya. Terkadang dia menampakkan dirinya berujud manusia.
Dengan dandanan menarik, hantu itu nampang di tepian waduk atau di pinggir jalan raya. Cantik, seksi dan menggairahkan. Menariknya, acapkali pula jin cantik itu bertandang ke kota, naik kendaraan seperti layaknya manusia normal.
“Saya pernah mengantar seorang wanita cantik ke waduk ini. Dia macak (bertingkah) sebagaimana manusia normal. Dia juga membayar ongkos. Tetapi setelah itu dia lenyap tanpa bekas. Bahkan ada teman saya yang diajaknya ‘main’ di salah satu hotel di kota Sragen,” aku Suripto, seorang tukang ojek jss.