JAKARTA - Gabungan Industri Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memastikan proses kegiatan ekspor minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam negeri tak akan berdampak imbas konflik Iran-Israel, yang kini mulai mereda.
Kekhawatiran anjloknya ekspor CPO nasional sebelumnya terjadi lantaran konflik kedua negara dapat turut menyebabkan merosotnya kondisi negara-negara importir, yang pada akhirnya akan mengurangi pembelian.
"Sampai dengan saat ini ekspor belum terganggu," ujar Ketua Umum Gapki Eddy Martono saat dIhubungi, Rabu (25/6/2025).
Gapki sendiri sebelumnya melaporkan kinerja ekspor CPO dalam negeri beserta produk turunannya mengalami tekanan cukup dalam, atau turun hingga 39% menjadi hanya sebanyak 1,77 juta ton pada April, dibandingkan Maret yang masih 2,87 juta ton.
Penurunan ekspor terbesar dialami oleh olahan produk minyak sawit menjadi hanya sebanyak 1,24 juta ton atua turun 41% dibandingkan bulan sebelumnya yang masih sebesar 2,12 juta ton.
Kemudian, eskpor oleokimia juga turun menjadi hanya 368 ribu dari sebelumnya yang sebesar 407 ribu ton pada periode yang sama.
Secara kumulatif, total produksi CPO dan PKO dalam negeri sepanjang Januari hingga April 2025 mencapai 18,03 juta ton, atau naik 0,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, pada perdagangan kemarin atau Selasa, harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman September ditutup di MYR3.986 per ton. Ambruk 3,39% dan menjadi yang terendah sejak 13 Juni atau hampir 2 pekan terakhir.
Kejatuhan harga CPO hingga 3,39% juga menjadi koreksi harian terdalam sejak 4 April 2025 lalu atau lebih dari 2 bulan.(*)