Tingkatkan Produktifitas Industri Sawit Berkelanjutan

Gapki Riau Masih Fokuskan Program Kemitraan dengan Petani

Gapki Riau Masih Fokuskan Program Kemitraan dengan Petani

PEKANBARU -Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Riau  saat ini masih fokus dalam membina kemitraan dengan petani. Hal ini terkait dengan tema Rakercab Gapki 2024 yakni “Peningkatkan Produktifitas  melalui program kemitraan petani dalam menuju industri kelapa sawit yang berkelanjutan” yang di hadiri pengurus Gapki Pusat.

Licwan Hartono selaku Ketua Gapki Riau kepada wartawan mengatakan, Rakercab kali ini sangat relevan dengan keadaan saat ini dimana kondisi sawit sedang trek sehingga perusahaan saat wajib membidik petani untuk bisa bermitra sehingga produktifitas bisa tetap stabil,” Kita sengaja menggelar rakercab ini semberi menunggu keputusan terkait dana psr kemarin yang direncanakan jadi Rp60 juta perhektarnya. Hal ini tentu mempengaruhi petani karena kenaikannya yang lumayan besar.”jelas  Hartono.

Di samping itu hal lain yang perlu dibahas yakni masalah pencuri brondolan, PKS dan sebagainya yang semua ini sangat merugikan perusahaan.” Yang meresahkan kita saat ini adalah PKS tanpa kebun tersebut saat ini kerap kali berdekatan dengan PKS bermitra. Ini membuat petani sawit bermitra ‘berselingkuh’ dengan menjual TBS-nya kepada PKS berondolan atau PKS tanpa kebun.” jelasnya.

Dampak negatif lainnya, menurut dia, PKS tanpa kebun tersebut juga membuat rendemen TBS perusahaan menjadi merosot. Sebab, banyak petani menjual TBS-nya justru tanpa berondolan ke PKS mitranya.”Dalam rakercab ini kita berharap bisa mengupas semua persoalan ini sehingga kita bisa memutus mata rantai dari masalah yang dihadapi saat ini.” tuturnya.

Di tempat yang sama Sekjen GAPKI, M. Hadi Sugeng Wahyudiono mewakili Ketua Umum Gapki Pusat menambahkan, Selama 5 tahun terakhir produksi sawit relatif stagnan bahkan cenderung menurun, ini sangat penting untuk dicarikan jalan keluarnya. Idealnya produksi terus ditingkatkan sesuai dengan volume kenaikan kebutuhan dalam negeri dan volume eksport tetap dipertahankan.

Katanya, Data Nasional dan GAPKI menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri dalam kurun waktu yg sama cenderung meningkat (untuk food, oleochemical, dan bioenergi) dampak dari pertambahan penduduk dan program mandatori biodesel. Kalau produksi tidak bisa ditingkatkan, maka akan ada yang dikorban kanpaling sederhana yaitu volume ekspor akan dikurangi yang berdampak penerimaan devisa negara akan mengalami penurunan.

“Salah satu misi Gapki ada sebagai mitra bisnis pemerintah  ingin membawa perusahaan perubahan sawit di  Indonesia agar segera bergabung ke organisasi salah satu Gapki. Hal ini berguna ada tata kelola perusahaan tertata dengan baik melakukan kerjasama dengan instansi terkait seperti Dirjenbun, LHK, ATR BPR dimana ada kewajiban perusahaan tersebut harus bernaung di organisasi seperti menjadi anggota Gapki termasuk Gapki cabang Riau untuk terus menambah anggotanya.” paparnya.

Harapannya kata Hadi, semoga dengan adanya rakercab 2024 2025 ini Gabki Riau bisa menjawab dinamika tantangan di Riau. Apalagi secara nasional dari Munas di Bali 2023 kemarin kita menghasilkan 7 program Gabki diantaranya mendapatkan kepastian hukum  dan iklim usaha yang kondusif, program sustainability dan sertifivikasi serta program advokasi diplomasi serta  produksi serta beberapa program lainnya yang harus segera kita realisasikan,”tegasnya. (lin)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index