Ekonomi

64 Tahun, Sudah Sejahterakah Petani Sawit Riau?

Sekretaris DPW Apkasindo Riau, Jono Albar Burhan. (foto: istimewa)

PEKANBARU - Tepat hari ini, Senin (9/8/2021), Provinsi Riau merayakan hari jadi yang ke-64 tahun. Riau merupakan provinsi yang dikenal dengan kekayaan minyaknya, baik dari bawah yakni minyak buminya maupun dari atas, yakni minyak dari perkebunan sawit. 

Riau bahkan provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Dikutip dari beritadaerah.co.id, menurut buku statistik kelapa sawit yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS), luas perkebunan kelapa sawit di Riau pada tahun 2020 mencapai 2,85 juta hektare dari hampir 15 juta hektare luas keseluruhan di Indonesia. Dengan perkebunan terluas, tentu Riau menjadi penghasil CPO tertinggi di tanah air. 

Dengan kondisi ini, apakah para petani kelapa sawit di Riau sejahtera? 

Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau, Jono Albar Burhan, menyebutkan, saat ini kesejahteraan petani kelapa sawit di Provinsi Riau sudah mulai membaik. Apalagi saat ini kondisi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau sudah mencapai harga tertingginya. Berdasarkan penetapan yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau, harga TBS periode lalu sudah mencapai Rp 2.760/Kg. 

"Sampai tahun ini, berhubung harga TBS membaik di 2021, jadi kesejahteraan petani meningkat secara keseluruhan. Karena harganya dari paling ujung hingga ke petani swadaya pun mereka masih merasakan harga yang bagus," kata Jono kepada halloriau.com, Senin (9/8/2021). 

Menurutnya, kondisi ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Provinsi Riau. Di mana industri lain banyak yang tumbang akibat pandemi covid-19, namun industri sawit justru tumbuh subur dan semakin membaik. Hal ini tentu membantu kesejahteraan petani sawit saat pandemi. 

"Untuk ke petani tentu yang paling kita lihat TBS. Berkaca dari harga TBS yang sudah naik signifikan di kala pandemi ini, di mana industri banyak yang terpuruk, tapi sekarang sawit justru lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Itu juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah. Selain itu juga program PSR yang tengah dikerjakan pemerintah saat ini, sehingga produktivitas petani semakin terjaga dan bahkan meningkat," ujar Jono. 

Jono berharap, dengan usia Provinsi Riau yang sudah menginjak 64 tahun ini, Pemerintah Provinsi Riau dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang dapat membantu menjaga kesejahteraan para petani. Salah satunya adalah dengan menjaga konsumsi sawit untuk dalam negeri. 

"Berhubungan dengan petani, tentu yang diharapkan saat ini adalah penyerapan dalam negeri. Karena sekarang tidak terlepas dari biodiesel juga. Jadi harapan kita dorongan seperti itu terus berlanjut," harapnya. 

Bukan hanya itu, dia juga berharap agar pemerintah mendukung anak para petani sawit untuk melanjutkan pendidikan yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan mempermudah regulasi untuk bagi anak para petani untuk memperoleh beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 
 
"Untuk beasiswa juga saat ini, anak-anak petani saat ini sedang berusaha untuk masuk ke beasiswa BPDPKS. Jadi kalau bisa itu dipermudah, karena banyak anak-anak petani yang berada di pedesaan yang tidak begitu mengetahui soal administrasi dan lainnya. Ya mungkin peraturan dan administrasinya dipermudah, sehingga anak petani bisa mengakses beasiswa BPDPKS ini," ujar Jono. (Bayu)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar