Ekonomi

Program Pemulihan Ekonomi, Bea Cukai Fasilitasi Ekspor Produk Lokal Meranti

SELATPANJANG - Pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam melakukan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air.

Untuk menanggulangi turbulensi ekonomi dalam negeri yang disebabkan  pandemi virus asal Wuhan itu pemerintah melakukan optimalisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) salah satunya dengan meningkatkan kinerja ekspor nasional.

Program tersebut diluncurkan pada pada 11 Mei 2020 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020. Program ini berfungsi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.

Pemerintah dalam hal ini Bea Cukai telah menyiapkan berbagai program relaksasi dan kemudahan baik prosedural maupun fiskal untuk mendorong kinerja ekspor nasional yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu Bea Cukai Bengkalis yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan potensi ekspor komoditi lokal seperti sagu dan kopi.

Pola kinerja dengan sistem jemput bola pun dilakukan untuk menjaring potensi ekspor di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti.

Kepala Kantor Bea Cukai Bengkalis, Ony Ipmawan pun ikut turun langsung memberikan modul ekspor kepada  kepada salah satu UMKM penghasil kopi khas Kepulauan Meranti yakni Kopi Liberika Meranti milik Abdul Hakim yang berlokasi di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Senin (7/12/2020) lalu.

Selain itu Bea Cukai Bengkalis juga mengenalkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) kepada  UMKM. Fasilitas ekspor ini berupa Pembebasan Bea Masuk (BM) atau PPN dan PPnBM terutang tidak dipungut.

"Ini merupakan kunjungan kali kedua oleh Bea Cukai Bengkalis dalam memonitor perkembangan UMKM tersebut hingga dapat melakukan ekspor secara mandiri nantinya," kata Ony.

Ony berharap, kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini dan terus dilakukan secara berkesinambungan.

Dia juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan awal semangat Bea Cukai Bengkalis untuk menjaring lebih banyak potensi ekspor di Kepulauan Meranti, terutama produk-produk asli daerah.

Dikatakan lagi, sinergi dan kolaborasi  membuat Bea Cukai dapat membuka rute ekspor langsung atau direct call export di beberapa daerah serta pelayanan bagi para pelaku usaha dengan beragam fasilitas Kepabeanan.

Ditambahkan Bea Cukai, dalam perannya juga sebagai trade facilitator dan insdutrial assistance juga meyakini bahwa pelaku UMKM memiliki peran besar dalam keberlangsungan program PEN. Ia pun menyatakan bahwa pihaknya mendukung para pelaku UMKM untuk menjadi pahlawan program PEN.

"Harapannya semua instansi yang terkait kegiatan ekspor bisa bersinergi dan bahu-membahu mendukung para pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan ekspor dan mendukung program PEN untuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional," ujar Ony.

Sementara itu pelaku usaha Kopi Liberika, Abdul Hakim sangat bersyukur dapat perhatian oleh pemerintah dalam menggenjot ekspor.

"Kita sangat bersyukur dengan adanya fasilitas seperti ini yang diberikan oleh pemerintah. Selain dengan mudah kita memasarkan ke mancanegara nantinya hal ini tentunya juga akan membantu para petani kopi, dimana harga tentu akan menjadi bersaing bersama dengan kopi lainnya," kata Abdul Hakim.

Seperti diketahui Hakim dibawah bendera CV Zaroha telah memproduksi Kopi Liberika dalam dua varian yakni Kopi Liberika biasa dan Kopi Liberika Luwak.

Kopi produksi CV Zaroha ini juga memenuhi permintaan ekspor ke negara tetangga Malaysia dengan jumlah 3 ton perbulan, namun pihaknya belum bisa mengekspor sendiri karena tidak adanya fasilitas untuk itu dan masih menggunakan jasa pihak lain.

Plt Kepala Disdagprinkop-UKM Kepulauan Meranti melalui Kepala Seksi Industri Logam, Mesin elektronika, Aneka dan Kerajinan Pada Bidang Perindustrian, Miftahulaid SE mengatakan pihaknya menyambut baik terhadap program tersebut, menurutnya hal ini juga sejalan dengan program pemerintah daerah yang akan meningkatkan nilai dan harga juga kopi tersebut.

Selain itu program ini juga sejalan seiring dengan akan dibangunnya sentra industri kopi senilai Rp1 miliar.
Ditargetkan tahun 2021 mendatang sentra industri ini sudah dapat dioperasikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat petani Kopi Liberika.

"Kami sangat menyambut baik dengan program ini. Hal tersebut sejalan dengan program pemerintah daerah dalam hal meningkatkan nilai dan harga jual kopi itu sendiri. Selain itu program ini juga akan sejalan dengan rencana pemerintah untuk membangun sentra kopi pada tahun depan," ujarnya.*


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar