PEKANBARU - Upaya meminimalisir terjadinya konflik manusia dan satwa liar, Balai Besar KSDA Riau bersama Rimba Satwa Foundation (RSF), Perkumpulan Gajah Indonesia (PGI), dan penggiat satwa melakukan pemasangan GPS Collar.
Tim Gabungan bergerak dari tanggal 20 sampai 26 Oktober 2020 dan akan diperpanjang jika target belum terpenuhi. Untuk saat ini dari empat GPS Collar baru terpasang tiga dan satu GPS Collar lainnya masih dalam upaya proses pemasangan.
Pihak Balai Besar KSDA Riau menurunkan dua dokter hewan yaitu drh. Rini Deswita dan drh. Danang, selain itu dibantu oleh drh. Anhar dari penggiat satwa.
Untuk pemasangan GPS Collar, Balai Besar KSDA Riau juga menurunkan tim mahout dan tiga ekor Gajah jinak yang terdiri dari dua Gajah jantan dan satu betina yang bernama Bangkin (45 th), Jovi (40 th), dan Indah (51 th).
Pemasangan GPS Collar diharapkan dapat memonitor posisi dan pola pergerakan satwa tersebut sehingga bisa dipergunakan untuk mitigasi konflik antara manusia dan Satwa liar dalam hal ini Gajah Sumatera.
"Harapannya pada tahun 2021, semua kelompok Gajah sumatera yang ada di Prov. Riau sudah terpasang GPS Collar. Semoga ini merupakan salah satu solusi agar manusia dan satwa dapat hidup berdampingan," ujar Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono. *