Ekonomi

Sri Mulyani Sebut Hilirisasi Sawit RI Belum Berkembang

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (Net)

JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan, hilirisasi atau pengolahan bahan baku menjadi barang jadi untuk kelapa sawit masih belum berkembang.

Padahal, sawit bagi RI merupakan penyumbang devisa yang sangat besar, yakni 21,4 miliar USD. Jumlah ini, tercatat mencapai lebih dari 14% dari total penerimaan devisa dari ekspor non migas Tanah Air.

Perihal belum berkembangnya produk hilirisasi sawit ini diungkapkan Sri Mulyani dalam peluncuran program santriprenuer berbasis kelapa sawit yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia secara daring, Kamis.

"Nilai tambah untuk hilirisasi ini sangat besar, Indonesia masih memiliki potensi untuk melakukannya karena hilirasi kelapa sawit masih belum berkembang seperti yang terjadi di Malaysia," ujarnya. 

Dia mengatakan, selama ini kelapa sawit digunakan sebagai cara untuk mengatasi ketergantungan minyak dan impor minyak yang besar. Menurutnya sawit memiliki nilai tambah yang sangat luar biasa di sektor hilir.

Oleh karena itu, program hilirisasi kelapa sawit lebih luas lagi pun dibutuhkan. Utamanya agar muncul kegiatan-kegiatan ekonomi.

"Sehingga dengan program hilirisasi, akan muncul kegiatan-kegiatan ekonomi,. Kegiatan industri hilirnya akan muncul dan menjadi penting," katanya. 

Sri Mulyani juga memastikan, pemerintah akan fokus untuk menciptakan nilai tambah makin besar dari kelapa sawit.

Hal tersebut ditujukan agar bisa meningkatkan nilai ekonomi sekaligus kesempatan kerja dan kemandirian baik di sektor pangan maupun lainnya.*


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar