Ekonomi

Meningkatnya Permintaan China dan India hingga Kurs Dolar Jadi Pemicu Kenaikan Harga Sawit

PEKANBARU - Harga TBS kelapa sawit periode 26 Agustus – 01 September 2020 mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur kelapa sawit. Dengan jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 10,01/Kg atau mencapai 0,50 % dari harga minggu lalu menjadi Rp 2,012,58/Kg.

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, mengatakan, kemiskinan harga TBS ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor. 

Masih sama dengan beberapa pekan terakhir, kenaikan harga TBS ini masih dipengaruhi oleh Mai pulihnya ekonomi negara tujuan, seperti China dan India. 

"Data produksi dan ekspor itu mencuat bersamaan dengan prospek pemulihan permintaan di beberapa negara konsumen utama CPO, seperti China dan India, yang kembali meningkat," katanya

Dijelaskannya, India dikabarkan akan segera mengangkat kebijakan lockdownnya sehingga mencerahkan prospek permintaan yang selama ini tidak begitu baik. 

Sementara itu, di China yang terus memberikan sinyal pertumbuhan ekonominya semakin membaik juga diyakini siap memborong CPO untuk memenuhi kebutuhan yang tertunda selama lockdown pada kuartal I/2020. 

"Belum lagi, indeks dolar AS yang mulai kembali menguat sehingga melemahkan ringgit dan membuat CPO menjadi lebih murah bagi investor dengan denominasi mata uang asing lain," tambahnya. 

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama berada di level 93,138. 

Oleh karena itu, diprediksi harga CPO dapat menyentuh level 3.400 ringgit per ton hingga akhir tahun didukung banyaknya katalis positif yang tersebar di pasar. Harga CPO masih berada di jalur bullish yang juga akan dorong sentimen penyerapan dari Indonesia yang tinggi.*

 

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar