PEKANBARU - Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di masa pandemi covid-19 ini. Bahkan, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa pasien yang tengah menderita covid-19 juga berisiko terinfeksi DBD.
Itu diungkapkannya dalam sebuah diskusi daring di Graha BNPB, Jakarta, Senin (22/6) pagi tadi. "Karena pada prinsipnya sama, DBD adalah penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya dan vaksinnya belum terlalu efektif," katanya.
dr Siti menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, daerah dengan angka positif covid-19 yang tinggi juga diikuti dengan laporan kasus DBD yang tinggi pula. Dari 460 wilayah kabupaten/kota yang melaporkan tingginya kasus DBD, 439 wilayah lainnya juga melaporkan adanya kasus covid-19.
"Fenomena ini yang terjadi artinya memungkinkan seseorang kalau dia terinfeksi COVID-19 dia juga dapat berisiko untuk terinfeksi demam berdarah," ujarnya.
Upaya pencegahan kasus covid-19 dan DBD juga sejalan, yakni dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Pola hidup seperti ini lah yang dapat mencegah penyebaran covid-19 serta membasmi nyamuk penyebab DBD. (Bayu)