Lingkungan

Tidak Ada Konflik antara PT SAL dengan Orang Rimba

Kegiatan pendidikan Orang Rimba yang diselenggarakan oleh PT Sari Aditya Loka di Jambi

JAMBI - Berita sejumlah media yang menyebutkan terjadi konflik antara PT Sari Aditya Loka (SAL), perusahaan perkebunan sawit di Jambi, dengan salah satu kelompok Orang Rimba tidak sesuai fakta di lapangan. Apalagi, berita tersebut, hanya berdasarkan pernyataan pers yang disebarkan oleh salah satu LSM yang dikenal antisawit.

“Sama sekali tidak sesuai kondisi yang sesungguhnya. Karena itu kami memberikan klarifikasi,” kata Muhamad Husni, Manager Humas PT Sari Aditya Loka, dalam keterangan persnya di Jambi, Jumat (16/ 5).

Dalam press release yang disebarkan sepihak oleh sebuah LSM antisawit,
disebutkan bahwa security PT SAL melakukan pemukulan tehadap sejumlah Orang Rimba. Padahal kenyataan di lapangan justru sebaliknya, beberapa Orang Rimba menyerang dan memukul security perusahaan setelah dihimbau agar tidak mengambil berondolan di area kebun inti perusahaan. Himbauan ini diakukan karena di tengah pandemi covid-19 perusahaan mencegah dan membatasi akses orang luar masuk ke dalam kebun.  Bahkan karyawan juga diminta agar tetap di dalam kebun saja selama covid-19.

“Petugas keamanan perkebunan hanya menjalankan tugas bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan semua pihak, termasuk keselamatan Orang Rimba yang hidup berdampingan di sekitar perusahaan,” kata Husni.

Menurut dia, petugas keamanan bertemu Orang Rimba kelompok Sikar mencoba berdialog terkait larangan selain karyawan memasuki perkebunan. Hal itu dilakukan karena adanya protokol operasional pencegahan COVID-19.

Meski sempat menuruti imbauan itu, Husni mengatakan petugas keamanan mengalami pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh Orang Rimba pada malam harinya.

Konflik yang terjadi di pemukiman Orang Rimba terjadi ketika orang desa sekitar melihat warganya yang menjadi petugas keamanan perusahaan dikeroyok mencari pelakunya.

“Justru kami menyelamatkan Orang Rimba dari aksi balas dendam warga yang tidak terima ada warga mereka dikeroyok Orang Rimba. Fakta ini disembunyikan oleh LSM,” katanya.

Husni mengatakan PT SAL lalu menghubungi polisi setempat untuk menghindari konflik lebih lanjut . Upaya mediasi terus dilakukan sampai saat ini.

"PT SAL ingin hidup dalam suasana harmonis seperti selama ini sudah berjalan bersama masyarakat desa sekitar maupun Orang Rimba. Apalagi di tengah suasana pandemi yang mengharuskan semua pihak bekerja sama lebih erat lagi," kata dia.

Dia mengatakan PT SAL telah memberikan bantuan beras dan sembako selama pandemi covid-19 kepada masyarakat, termasuk kepada Orang Rimba. Bahkan, menurut dia, bantuan juga diberikan kepada Orang Rimba setiap bulannya sebelum pandemik.(lin)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar