Ekonomi

Sektor Pariwisata Bisa Jadi Motor Pertumbuhan di Riau

Istana Siak, salah satu obyek wisata yang ada di Provinsi Riau. (Int)

PEKANBARU - Bank Indonesia Perwakilan Riau menilai pertumbuhan sektor pariwisata di Bumi Lancang Kuning dapat tumbuh melebihi rata-rata historis selama 5 tahun terakhir sebesar 4,53 persen pada tahun ini.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Decymus mengapresiasi pertumbuhan lapangan usaha penyedia akomodasi dan makan minum di Riau pada 2019.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lapangan usaha penyedia akomodasi dan makan-minum di Provinsi Riau tumbuh 2,54 persen atau lebih baik ketimbang tahun sebelumnya sebesar 1,89 persen. Adapun, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bumi Lancang Kuning pada periode yang sama ikut tumbuh sebesar 7 persen.

“Kami menilai pertumbuhan ini cukup baik di tengah bencana karhutla yang cukup parah dan harga tiket pesawat yang sempat melambung pada 2019,” kata Decymus.

Lebih lanjut, potensi sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru bagi Riau juga dinilai masih terbuka lebar. Tentunya, kata Decymus, hal itu bisa didorong oleh para pemangku kepentingan terkait seperti menggunakan strategi 3A—2P (Atraksi, Akses, Amenitas, Pelaku, Promosi).

Adapun, melakukan benchmarking atraksi pariwisata dinilai dapat memperluas branding dari obyek-obyek wisata. Dengan demikian, para wisatawan memiliki gambarang obyek wisata mana yang akan dikunjunginya apabila ingin melancong di Riau.

Saat ini, sebagian besar provinsi di Pulau Sumatera sudah memiliki obyek wisata yang menjadi benchmark seperti Danau Toba di Sumatera Utara atau Jembatan Ampera di Sumatera Selatan.

Selanjutnya, kehadiran obyek wisata tersebut harus didukung oleh infrastruktur penunjang, seperti akses jalan dan penginapan.

“Amenitas seperti hotel atau penginapan yang representatif, toko penyedia kebutuhan sehari- hari, rumah makan, dan infrastruktur keuangan seperti ATM, EDC, perlu didorong untuk hadir di sekitar daerah wisata,” jelas Decymus.

Untuk menggairahkan sektor pariwisata tersebut, lanjut dia, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memberikan insentif pajak maupun retribusi untuk sementara waktu di daerah wisata.

Dari sisi promosi, Bank Indonesia Perwakilan Riau mengacungi jempol upaya yang dilakukan pemerintah lewat pengembangan aplikasi di ponsel pintar bernama 'Dewi Riau'.

Dari dalam aplikasi tersebut, konten yang semakin diperkaya dapat membantu wisatawan mempelajari dan memilih destinasi yang akan dikunjungi, maskapai penerbanngan, transportasi, dan akomodasi pariwisata selama berada di Bumi Lancang Kuning. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar