Ekonomi

B30 Bisa Tekan Efek Virus Corona pada Neraca Dagang

B30. (Int)

JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Suhariyanto menegaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah untuk meminimalisasi dampak penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia, khususnya mengurangi defisit neraca perdagangan.

Salah satunya, jurus penangkal yang akan didorong pemerintah adalah implementasi B30.

"Langkah itu untuk menjaga komitmen dan mengurangi dampak itu [virus Corona], kita harus memaksimalkan potensi domestik. Kalau lihat neraca perdagangan sudah pasti enggak bagus, investasi belum tahu," katanya di gedung BPS, Senin (17/2/2020).

Mengacu pada kondisi tersebut, konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga mau tak mau harus dipacu untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri. Apalagi, katanya, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan jajarannya untuk mendistribusikan anggaran pemerintah sejak kuartal I/2020.

Sinergi pemerintah dan Bank Indonesia untuk mendorong konsumsi rumah tangga dengan menjaga inflasi juga patut dilaksanakan. Menurutnya, masyarakat tidak perlu takut perekonomian Indonesia akan goyang akibat terpapar dampak virus Corona. Meski demikian, BPS masih mengamati perubahan dan implikasi penyebaran virus Corona terhadap kinerja ekspor-impor hingga akhir Februari 2020.

"Yang saya tampilakan tadi data Januari, dimana minggu pertama hingga ketiga itu masih normal. Wabah virus Corona semakin kuat itu sesudah Hari Raya Imlek. Kalau melihat pertumbuhan ekonomi 2019 kemarin memang melambat 0,2 persen, tetapi enggak turun securam itu. Mudah-mudahan kita oke," ungkapnya.

BPS mencatat ekspor nonmigas per Januari 2020 mencapai US$12,61 miliar atau turun 5,33 persen dibandingkan Desember 2019. Jika mengacu pada periode yang sama tahun lalu, ekspor januari 2020 turun sebesar 0,69 persen (year on year/yoy).

Penurunan ekspor nonmigas Januari 2020 terhadap Desember 2019 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesat US$703,2 juta (34,08 persen). Di sisi lain, terjadi peningkatan pesat pada komoditas logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$219 juta (57,84 persen).

Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Januari 2020 mencapai US$14,28 miliar. Realisasi tersebut turun dari US$14,51 miliar pada Desember 2019 atau 1,6 persen (month to month/mtm) dan merosot dari US$14,99 miliar pada Januari 2019 atau setara dengan 4,78 persen (yoy).

Impor nonmigas Januari 2020 mencapai US$12,29 miliar. Impor nonmigas tercatat turun 0,69 persen dibandingkan Desember 2019 (mtm) dan 7,85 persen dibandingkan Januari 2019 (yoy).

Lebih lanjut, impor migas Indonesia pada awal 2020 tercatat US$1,99 miliar atau turun 6,85 persen (mtm) dan mengalami kenaikan 19,95 persen (yoy). (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar