Ekonomi

Rupiah Unjuk Gigi ke Rp13.892 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Int)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.892 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (7/1/2020) sore. Posisi tersebut menguat sebesar 0,37 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan pada Senin (6/1/2020).

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.919 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Senin (6/1/2020) yakni Rp13.961 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat, yuan China naik 0,52 persen, won Korea 0,47 persen, peso Filipina 0,45 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,26 persen.

Selanjutnya, rupee India menguat 0,19 persen, dolar Taiwan 0,12 persen. Diikuti lira Turki dan baht Thailand yang sama-sama menguat 0,07 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, pelemahan hanya terjadi pada yen Jepang sebesar 0,07 persen, dan dolar Hong Kong yang melemah 0,05 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar terpantau melemah terhadap dolar AS. Dolar Australia melemah 0,47 persen, euro sebesar 0,12 persen, dan dolar Kanada melemah tipis 0,01 persen.

Penguatan hanya terjadi pada poundsterling Inggris sebesar 0,22 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah sore ini disebabkan oleh sentimen domestik dari intervensi pasar valas dan obligasi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah.

"Intervensi bersama yang dilakukan oleh BI dan pemerintah membawa keberkahan tersendiri di tengah mata uang lain yang melemah. Mata uang garuda kembali perkasa di penutupan pasar sore ini," tutur Ibrahim, Selasa (7/1/2020).

Menurutnya, BI hari ini berhasil dalam melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF karena telah mengantisipasi kondisi global sebelumnya.

"Sehingga BI dapat melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang garuda," ujarnya.

Kendati demikian, Ibrahim menjelaskan bahwa pasar masih tetap berhati-hati atas situasi di Timur Tengah di tengah meningkatnya kekhawatiran konflik bersenjata antara Amerika Serikat dan Iran.

Sebabnya, Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan serangan pesawat tidak berawak di Baghdad dan menewaskan komandan militer Iran Qassem Soleimani pada pekan lalu. Akibatnya, meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Para pemimpin Iran pun berjanji untuk membalas pembunuhan tersebut.

Lebih lanjut, Ibrahim memprediksi rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp13.850 hingga Rp13.950 pada perdagangan Rabu (8/1/2020) esok. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar