Ekonomi

Defisit Transaksi Berjalan Bisa Ditekan Dengan Biodiesel

Ilustrasi biodiesel. (Int)

JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Endy Dwi Tjahjono memprediksi defisit transaksi berjalan pada 2024 berada di kisaran 2,3 persen sampai 2,8 persen dari produk domestik bruto.

Dia menjelaskan, salah satu upaya menekan current acount deficit tersebut adalah dengan menggenjot produksi biodiesel guna menyerap produksi crude palm oil atau CPO.

"Jadi, kita genjot itu biodiesel karena kalau dari CPO bisa diubah jadi biodiesel, biodiesel tidak akan ekspor lagi," kata Endy.

Endy pun menyinggung soal rencana produksi baterai mobil listrik. Dengan adanya sumber nikel besar, Indonesia bisa menjadi pusat produksi batu baterai mobil listrik. "Itu sangat besar (potensinya) di situ. Jadi, hal ini diharapkan juga bisa lebih baik," ujar Endy.

Sementara di 2019 ini, Endy memperkirakan bahwa defisit transaksi berjalan kemungkinan bisa berada di angka 2,7 persen dari PDB, atau lebih baik dibanding tahun 2018 yang hampir mencapai 3 persen.

"Kami melihat akan lebih baik di 2019 dengan current account deficit di 2,7 persen PDB," kata Endy.

Dia menjelaskan, penurunan defisit transaksi berjalan ini tidak lepas dari catatan surplus neraca perdagangan di bulan Oktober 2019 yang mencapai sebesar US$161,3 juta.

"Tapi di November 2019 ini, kami memperkirakan potensi adanya pendongkrak impor, khususnya barang konsumsi guna menyambut persiapan masyarakat menjelang libur Natal dan tahun baru," ujarnya. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar