Industri

Disdik Siak dan PT KTU Kembangkan Pendidikan Lingkungan Kelapa Sawit dan Gambut

SIAK - Gambut yang merupakan bahan organik yang memberikan  manfaat yang banyak bagi kesejahteraan masyakat. Karena itu Dinas pendidikan Siak dan PT KTU Selasa (12/11/19) kemarin menggelar MoU Pendidikan Muatan Lokal (Mulok) Pendidikan Lingkungan Kelapa Sawit dan Edukasi Sosialisasi Pengelolaan Lahan Gambut dengan PT Kimia Tirta Utama.

"Kami mengapresiasi kegiatan ini sebagai wujud kegiatan siak hijau.” jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, H Lukman usai menandatangani kerjasama dengan PT KTU kepada wartawan, Selasa (12/11/19).

Prof Supiandi Sabiham Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI) menambahkan, Gambut yang merupakan bahan organik dari lupuknya pohon, daun, dan bahan organik lainnya selama ribuan tahun tersebar di seluruh dunia. Luas gambut yang paling luas berada di Kanada dan Rusia yang memiliki iklim dingin. “Sementara pada wilayah tropis, Indonesia merupakan negara yang memiliki luas gambut yang paling luas,” ungkapnya.

Menurut Supiandi, gambut Indonesia adalah aset yang sangat penting. Oleh karena itu, gambut harus dikelola dengan baik. “Selain fungsi kawasan lindung, gambut juga memiliki fungsi sebagai kawasan budidaya,” lanjut Supiandi. Kawasan budidaya harus dimanfaatkan agar bermanfaat bagi masyarakat. “Karena gambut adalah aset bangsa, maka sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UUD 1945, gambut harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” tegasnya.

Tentu, lanjutnya, pengelolaan gambut harus mengedepankan keseimbangan ekonomi, social, dan lingkungan.

Selama delapan tahun, Supiandi melakukan penelitian gambut di PT Kimia Tirta Utama (PT KTU). Hasil yang didapatnya sangat signifikan. Hasil-hasil penelitiannya tersebut tidak bisa hanya menjadi konsumsi orang dewasa. Pendidikan tentang gambut, perlu disampaikan sejak dini. “Agar generasi yang akan datang tidak mendapatkan informasi yang salah tentang gambut,” tegasnya.

Sejauh ini, PT KTU mengembangkan konsep Pendidikan Lingkungan Kelapa Sawit yang di dalamnya juga terdapat informasi tentang gambut dan cara pengelolaannya.

Menurut Achmad Zulkarnain, Administratur PT KTU, mengatakan, “Kami khawatir anak-anak mendapat info tentang gambut dan sawit secara tidak jelas.” Atas dasar itulah PT KTU mengadakan Gambut Talkshow dan Expo di PT KTU (12/11). “Forum ini diadakan agar generasi mendatang tahu info dengan baik mengenai gambut,” tegasnya. Zulkarnain berharap anak-anak menjadi penerus generasi yang cinta lingkungan.

Secara khusus, Talkshow ini memperkenalkan Program Dutari (Duta Gambut Sawit Lestari). Dutari menjadi sarana untuk memperkenalkan gambut kepada generasi milenial agar bisa mendapatkan informasi gambut secara benar. Adelia Najwa dan Ferianus Laoli menjadi Dutari periode ini. Keduanya mempresentasikan pemahaman mereka tentang gambut dan kelapa sawit. Prof Supiandi Sabiham sangat kagum dengan pengetahuan mereka. (Rls)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar