Ekonomi

Gapki Riau Terus Dukung Realisasi Replanting

Kelapa sawit. (Int)

PEKANBARU -  Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Riau, menyatakan pihaknya mendukung langkah pemerintah, yang terus mendorong realisasi program peremajaan kebun kelapa sawit atau replanting.

Dukungan akan diberikan Gapki dengan cara mendorong anggotanya untuk aktif melakukan replanting sekaligus membina para petani kelapa sawit.

"Kami ikut mendorong kesuksesan program replanting atau PSR dengan mendorong anggota melakukan replanting dan aktif melakukan pembinaan petani yang mengikuti program tersebut," ujar Plt Ketua Gapki Riau, Hartono beberapa waktu lalu.

Salah satu yang berjalan yaitu kerja sama antara Sinar Mas Agribusiness and Food melalui anak usaha di Kampar, Riau yaitu PT Ramajaya Pramukti. Di sini perusahaan menjalin kerja sama program peremajaan sawit bagi petani plasma setempat yaitu KUD Makmur Lestari.

Para petani plasma ini mendapatkan kucuran dana hibah Rp8 miliar dari BPDPKS untuk tahap awal, dalam program replanting kebun sawit seluas 322 hektare.

Selain BPDPKS, petani plasma juga mendapatkan dukungan pembiayaan program replanting dari Bank BRI Agro.

"Dengan kerjasama semacam ini, perbankan menjadi nyaman karena ada tanggungjawab dari perusahaan sebagai penjamin, dan petani ikut semangat untuk menghasilkan produksi sawit yang sudah dijamin pembeliannya," ujar Rusman.

CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Riau, Franciscus Costan menjelaskan tahap pertama peremajaan kebun sawit telah dilakukan di kebun plasma anggota KUD Makmur Lestari di Desa Kenantan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar seluas 322 hektar yakni untuk 145 petani, dari total sekitar 32.000 hektar kebun plasma binaan perusahaan di Riau. Program peremajaan sawit ini akan dilakukan secara bertahap dari tahun 2019 hingga 2027 untuk seluruh wilayah Indonesia.

Franciscus menjelaskan saat ini tantangan yang dihadapi para petani plasma adalah tanaman yang sudah berusia tua dan pokok sudah terlalu tinggi, sehingga produktivitas menurun dan memerlukan biaya panen yang cukup tinggi.

“Dengan melakukan peremajaan kebun sawit melalui praktik agronomi yang baik, kami dapat membantu petani meningkatkan produktivitasnya tanpa harus membuka lahan baru. Mereka juga dapat bekerja sesuai standar rasio tenaga kerja dan mendapatkan upah sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu petani plasma juga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh sertifikasi ISPO yang sangat penting sebagai standar wajib tata kelola perkebunan sawit,” jelasnya.

Program replanting merupakan bentuk dari komitmen perusahaan untuk mendukung industri kelapa sawit yang sukses dan berkelanjutan. Kesuksesan para petani adalah kesuksesan perusahaan. Manfaatyang besar akan didapatkan oleh para petani plasma jika mereka segera bergabung dalam program ini.

Saat ini kondisi harga Crude Palm Oil (Minyak Sawit Mentah) relatif rendah dan mereka dapat meminimalisir hilangnya pendapatan jika melakukan peremajaan kebun sawit sekarang juga.

Ketika tanaman memasuki masa panen nanti, produktivitasnya akan lebih tinggi karena menggunakan bibit yang lebih baik serta didukung oleh pengetahuan dan pengalaman dari para ahli di Sinar Mas Agribusiness and Food.

“Para petani tak perlu ragu untuk segera mengikuti program replanting ini, karena jika mereka cepat gabung, cepat untung,” ujar Franciscus Costan. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar