Ekonomi

Ekspor Sawit Sumut Diharapkan Meningkat

Kelapa sawit. (Int)

MEDAN - Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumatera Utara (Sumut), Timbas Prasad Ginting menilai aksi boikot pembelian sawit atau crude palm oil (CPO) Malaysia oleh India dapat memberikan keuntungan bagi Sumut.

“Ya tentu kami berharap pengusaha India akan menambah volume impor CPO Sumut jika India benar-benar menghentikan pembelian dari Malaysia,” kata Timbas, Selasa (29/10/2019).

Timbas mengatakan jika India mengalihkan impor CPO ke Indonesia, Sumut menjadi daerah yang diuntungkan, Mengingat daerah Sumut sebagai salah satu penghasil CPO di Indonesia. Kendati begitu, katanya, peralihan atau proses tersebut tidak dapat terjadi secara serta merta atau dalam waktu singkat.

“Karena India baru bisa mengalihkan pembelian ke negara lain setelah kontrak di Malaysia habis. Kita pun tidak tahu kapan habis kontrak mereka. Karena itu juga beragam. Ada yang bulanan yakni 3 bulan dan 6 bunan. Tapi ada juga yang kontrak setahun,” kata Timbas.

Seperti diketahui, sebuah asosiasi yang berpengaruh di India menyerukan kepada para anggota untuk menghentikan pembelian minyak kelapa sawit dari Negeri Jiran terkait konflik Kashmir. Bulan lalu, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa India “menginvasi dan menduduki” Kashmir.

Sejak itu, para pembeli minyak kelapa sawit di India beralih suplai dari Negara lain seperti Indonesia. Pasalnya adanya kekhawatiran bahwa Perdana Menteri Narendra Modi akan mengekang pembelian sawit Malaysia.

Timbas mengatakan India menjadi salah satu negara tujuan ekspor CPO Indonesia. Bahkan tahun ini, selain pasar baru seperti kawasan Afrika, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga berupaya menggenjot ekspor CPO ke negara tersebut dengan volume yang lebih tinggi. Apalagi India sudah menurunkan tarif bea masuk CPO dari sebelumnya 42 persen menjadi sekitar 38 persen.

India masuk dalam daftar negara tujuan utama pasar ekspor Sumatra Utara. Badan Pusat Statistik mencatat, pangsa pasar ekspor ke India menjadi negara nomor tiga terbesar 6,36 persen, setelah Amerika Serikat dan Tiongkok, dengan nilai sebesar US$66,15 juta periode Januari-Juli 2019.

Kendati begitu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan pangsa pasar ekspor ke India mengalami penurunan, meski tak begitu signifikan. Pangsa pasar India periode Januari-Juli 2018 mencapai 6,83 persen. Tidak mengherankan, Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Sumut) juga berupaya meningkatkan kerjasama bisnis dengan India.

Bukan hanya soal pangsa pasar ekspor, India menjadi salah satu mitra bisnis terbesar Sumut, bahkan India berada di posisi ke enam dalam hal investasi di Sumut. Untuk itu, Pemprov Sumut mengharapkan kerjasama tersebut dapat terus meningkat. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar