Ekonomi

India-Malaysia Tegang, CPO Indonesia Girang

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Pertikaian dagang antara India, importir minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan Malaysia tampaknya semakin memanas. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya imbauan dari Solvent Extractors Association of India (SEAI) yang meminta para anggotanya untuk berhenti mengimpor minyak sawit asal Malaysia.

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad pada konferensi di PBB bulan lalu menyatakan bahwa India 'menyerbu dan menduduki Kashmir' menjadi pemicu perang dagang ini.

Sejak tragedi tersebut terjadi, pengusaha minyak sawit India telah beralih dari importir CPO Malaysia menjadi importir Indonesia dikarenakan adanya kekhawatiran bahwa Perdana Menteri India, Narendra Modi, akan mengekang impor minyak sawit dari Malaysia tersebut dengan berbagai regulasi yang menyulitkan.

Direktur Eksekutif SEAI, BV Mehta menyatakan, "Ketegangan hubungan antara negara kita (India) dan Malaysia berdampak pada industri kita, mengingat kebutuhan impor minyak sawit yang besar dari negara tersebut (Malaysia)."

Mehta juga menambahkan, demi menjaga solidaritas terhadap negara, kita harus menghindari pembelian minyak sawit dari Malaysia.

Tindakan India untuk menghentikan pembelian CPO dari Malaysia akan berdampak buruk bagi industri sawit di Malaysia. Minyak kelapa sawit merupakan ekspor komoditas pertanian terbesar di Malaysia dengan total ekspor ke India pada Januari–September 2019 mencapai 3,9 juta ton atau bernilai US$2 miliar. Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak daripada tahun lalu, yang mana India memangkas tarif impor CPO dari Malaysia sejak Januari 2019.

Menanggapi kondisi tersebut, Mahathir mengatakan bahwa tidak akan menarik kembali komentarnya tentang Kashmir dan untuk saat ini tidak akan membawa permasalahan ekspor-impor minyak sawit Malaysia-India ke WTO.

Konflik ini mengakibatkan harga CPO di Malaysia turun 0,7% setelah ditutup pada level tertinggi dalam delapan bulan menjadi RM2.268 per ton.

"Untuk menebus kekurangan impor minyak sawit dari Malaysia, maka India perlu meningkatkan pembelian minyak nabati dari negara lain seperti Indonesia, Ukraina, dan Argentina. Pengiriman minyak sawit dari Indonesia ke India diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang," tandas Mehta, Rabu (23/10/2019). (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar