Ekonomi

Rupiah Perkasa di Rp14.155 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Int)

JAKARTA - Nilai rupiah berada di level Rp14.155 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (17/10/2019) sore. Posisi tersebut menguat 0,11 persen dibandingkan posisi rupiah Rabu (16/10/2019) kemarin yakni di Rp14.172.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.172 per dolar AS atau menguat dibanding kemarin yakni Rp14.187 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Tercatat, peso Filipina menguat 0,41 persen, dolar Singapura 0,26 persen, dan rupee India Filipina 0,26 persen.

Selain itu, penguatan terhadap dolar AS juga dialami oleh ringgit Malaysia sebesar 0,24 persen, yuan China 0,21 persen, baht Thailand 0,17 persen, won Korea 0,07 persen, dan lira Turki 0,05 persen.

Satu-satunya mata uang di Asia yang melemah terhadap dolar AS adalah yen Jepang sebesar 0,05 persen, sementara dolar Hong Kong dalam kondisi stagnan dan tidak bergerak terhadap dolar AS.

Di negara maju, pergerakan mata uang terpantau bervariasi terhadap dolar AS, poundsterling Inggris melemah 0,17 persen, sementara dolar Australia menguat 0,69 persen, dan euro juga menguat 0,18 persen.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan penguatan rupiah disebabkan oleh penurunan perekonomian AS.

Data penjualan ritel di AS menurun 0,3 persen pada September 2019, penurunan terbesar sejak November tahun lalu.

Selain itu, laporan-laporan kesepakatan perdagangan fase 1 antara AS dan China pekan lalu awalnya memang mendorong kinerja pasar, namun ketiadaan rincian hasil negosiasi telah mengurangi harapan pelaku pasar terhadap perekonomian AS, sehingga mempengaruhi kekuatan dolar AS.

"Sekarang ada keraguan tentang klaim Presiden AS Donald Trump atas janji China untuk membeli lebih banyak produk pertanian Amerika, karena rincian kerangka waktu dan jumlah pembelian yang dijanjikan tetap tidak diungkapkan," tutur Ibrahim.

Dari sisi domestik, Ibrahim mengatakan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin kembali menjadi topik utama yang mempengaruhi aktivitas pelaku pasar. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar