Ekonomi

Mantap! Harga CPO Cetak Rekor Tertinggi Baru

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mencetak rekor tertingginya sejak akhir September, dipicu tren melemahnya ringgit terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta kemungkinan kebijakan anggaran ekspansif pemerintah Malaysia.

Pada 11.55 WIB harga CPO kontrak berjangka di Bursa Malaysia Derivatif Exchange (BMDEX), diperdagangkan menyentuh level tertinggi barunya di RM 2.205/ton. Harga naik sebesar 0,4 persen dibandingkan kemarin. Sejak awal Oktober, harga komoditas ini terus menanjak sampai saat ini.

Performa ekspor yang buruk di bulan September tidak mampu menjegal harga CPO. Hari ini Dewan Sawit Malaysia (MPOB) merilis data resmi tentang produksi, stok dan juga performa ekspor produk minyak sawit Malaysia.

Hasilnya, di bulan September produksi naik 1,2 persen menjadi 1,84 juta ton dari 1,82 juta ton sebelumnya, lebih rendah dari poling Reuters yang menyebutkan 1,9 juta ton. Stok September naik 9,3 persen dibandingkan Agustus menjadi 2,45 juta ton, jauh lebih rendah dari prediksi Reuters (2,52 juta ton). Sementara itu ekspor turun dobel digit hingga 18.8 persen di bulan September menjadi 1,8 juta ton.

Kenaikan harga CPO salah satunya dipicu oleh melemahnya mata uang Negeri Jiran terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sejak awal Oktober ini Ringgit Malaysia dipatok rata-rata 4.191 per dolar AS, melemah dibandingkan dengan bulan September di 4.178 per dolar AS.

Melemahnya mata Ringgit jadi sentimen positif yang mengerek harga CPO naik, pasalnya kalau ringgit melemah harga CPO jadi jauh lebih murah bagi pemegang mata uang asing.

Akhir pekan ini, pemerintah Malaysia akan mengumumkan postur anggaran tahun fiskal 2020. Berbagai pihak memperkirakan pemerintahan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akan menerapkan kebijakan fiskal ekspansif untuk menangkal perlambatan ekonomi.

Ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara ini melawan tren perlambatan global dan tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan selama paruh pertama 2019. Pemerintah perlu mempertahankan anggaran untuk menopang permintaan domestik tahun depan.

Kabar tersebut otomatis memberikan angin segar bagi komoditas terutama kelapa sawit yang terus mengalami tren koreksi sejak Agustus. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar