Kesulitan Tenaga Kerja, Serawak Rancang Mekanisasi Kebun Sawit

Jumat, 27 Juli 2018

ilustrasi petani

SARAWAK- Sarawak akan mempercepat penerapan mekanisasi untuk mengatasi ketergantungan pada tenaga kerja asing. Dari data yang ada, hanya 20% pekerja lokal di perkebunan sawit. Sisanya, 80% adalah pekerja asing.

Wakil Ketua Menteri Datuk Amar Douglas Uggah Embas mengatakan, bahwa saat ini industri kelapa sawit di negara bagian, terutama di sektor perkebunan, adalah padat karya dan sangat bergantung pada tenaga kerja asing.

Pada tahun 2016, sektor perkebunan memiliki total 115.000 pekerja yang dipekerjakan dalam berbagai kapasitas. Dari sekian tenaga kerja itu, 80% adalah orang asing. Pekerja dari penduduk lokal hanya 20% yang berasal dari semenanjung Malaysia dan Sabah.

Menurut Uggah Embas, itu karena kurangnya minat di kalangan penduduk setempat untuk bekerja di sektor perkebunan.

Untuk itu, tambah Eggah Embas, untuk mengatasi itu, maka mekanisasi adalah keniscayaan yang tidak terhindari. Ini merupakan cara maju dalam industri perkebunan.

"Saya optimis, dalam jangka panjang, mekanisasi akan menjadi solusi praktis untuk mengurangi ketergantungan yang tinggi pada tenaga kerja asing," katanya.

“Tetapi, komitmen kuat manajemen puncak adalah prasyarat agar program mekanisasi di sektor perkebunan sukses,” tambahnya.

Gagasan Uggah Embas itu dibacakan wakilnya, Asisten Menteri Pengembangan Tanah Asli Datuk Roland Sagah Wee Inn, pada pembukaan Pekan Minyak Sawit Internasional Sarawak (SIPOW 2018) lalu.

SIPOW diadakan bekerja sama dengan Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia, Konfederasi Industri Biomassa Malaysia, Universitas Nottingham Malaysia dan Pameran NRG. jss