Pekanbaru - Seminar perkelapasawitan kali ini sebagai agenda tindak lanjut pertemuan Kongregasi FCJM (Franciscanae Filiae Sanctissimae Cordis Jesus et Mariae) dengan Apkasindo (17/7) lalu di Kantor Apkasindo Riau.
Seminar berlangsung di Grand Suka Hotel Senin (23/7/2018) ini diikuti puluhan peserta dihadiri oleh Pastor dan Suster dari berbagai Provinsi Riau.
"Kegiatan ini merupakan tindak lanjut pertemuan FCJM dengan Apkasindo,"ujar Gulat Manurung, Ketua Apkasindo Riau.
Langkah ini salah satu upaya kemitraa n dengan berbagai stakeholder dalam meningkatkan perkebunan rakyat. Itulah peran Apkasindo sebagai penyambung tangan para petani untuk memberikan ilmu dalam bentuk pelatihan bahkan sebagai pendampingan dan pengawasan.
Disisi lain, Rino Afrino, Wasekjend Apkasindo mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu cara dalam meningkatkan pengetahuan kelapa sawit.
"Peran Apkasindo yakni sebagai wadah seluruh petani Indonesia untuk memberikan informasi berbagi ilmu, lalu pendampingan dan pengawasan,"sebut Rino Afrino.
Sehingga kemitraan dengan pemerintahan , universitas, lalu pendidikan yakni mendidik petani, anak petani dalam seminar maupun pelatihan sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan kelapa sawit, maupun perbankan, dan BPBD-KS.
Tidak hanya pendampingan meningkatkan produktivitas kelapa sawit, salah satunya agar mendapatkan kepastian sertifikat dan pendanaan milik petani, seperti pelaksanaan peremajaan atau replanting melalui dana hibah BPBD-KS.
‘’Apkasindo dan BPBD sepakat bahwa replanting kelapa sawit merupakan milik semua petani kelapa sawit, baik eks plasma maupun swadaya oleh karena itu pola replanting tergantung kesiapan dan kondisi kelembagaan tani itu sendiri baik koperasi atau kelompok,"sebutnya.
Selanjutnya, Materi diisi oleh Prof Yusmar Yusuf membahas Riau memandang Indonesia dalam Propektif peradaban Melayu. Lalu, materi oleh Ir Edi Saputera membahas tata cara dan teknis pemupukan serta perawatan kebun Kelapa sawit serta konsep koperasi dalam pemberdayaan legalitas usaha kelapa sawit oleh Victor Manurung SH. MH dan yang terakhir diisi oleh Juhendrik.SP yang membahas peta dan pemetaan RT-RW di Riau.Se