JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut sebaran dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau bakal mengancam kelangsungan hidup harimau Sumatera.
"Pastinya mengancam habitat di sana, kalau hewan di sana itu yang asli Pulau Sumatra salah satunya spesies harimau. Namun mereka itu punya naluri untuk berpindah tempat," kata Plt Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Joeni Setijo Rahajoe.
Selain harimau, Joeni mengatakan spesies hewan lain yang keberadaannya terancam yakni burung rangkong jenis Enggang Papan. Burung ini berukuran besar dengan panjang mencapai 160 sentimeter dan ekornya berwarna belang hitam-putih dengan leher kecil yang menyangga kepala berparuh kuning.
Terkait kebakaran hutan dan lahan yang semakin luas, Joenin mengatakan pihaknya belum mengetahui pasti awal muncul titik api (hotspot). Menurutnya LIPI masih harus melakukan peninjauan lebih lanjut terkait hal tersebut.
"Belum tahu ya kalau di Riau pemantik apinya dari mana, kita juga tidak bisa menyebut karhutla ini karena ulah manusia makanya harus ditinjau lagi," ucapnya.
Kendati demikian Joeni tak menampik jika musim kemarau turut memengaruhi laju titip api hingga meluas ke sejumlah area hutan. Ia mengatakan lahan gambut akan mengering saat musim kemarau sehingga mudah terbakar.
Ditambah lagi dengan gambut dari bahan bakar sisa tumbuhan jika sampai di bawah permukaan dapat membuat api di lahan gambut mudah menjalar.
"Sekarang kan lagi musim kemarau panjang, lahan gambut di sana pasti kering sehingga mudah sekali terbakar," pungkasnya.
Hingga Jumat (13/9/2019) pukul 06.00 WIB data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru mencatat ada 1.319 titik panas yang menjadi indikasi awal karhuta di Pulau Sumatera. Titik panas terbanyak terdapat di Provinsi Sumatera Selatan (537), disusul Jambi (440), dan RIau (239).
Khusus di Riau, titik panas terbanyak di Kabupaten Indragiri Hilir (127), Indragiri Hulu (31), Pelalawan (30), Rokan Hilir (18), Kuansing dan Kampar (masing-masing 11), Bengkalis (7), Siak (3), dan Kota Dumai (1). Dari jumlah tersebut dipastikan ada 177 titik api dengan lokasi terbanyak di Indragiri Hilir (98, Inhu (20), Pelalawan (21), Rohil (13), Kuansing (9), Kampar (8), Bengkalis (6), dan Siak (2). (*)