Industri

Hingga Juni, AirAsia Indonesia Catat Untung Rp11 Miliar

Maskapai penerbangan Air Asia. (Int)

JAKARTA - PT AirAsia Indonesia Tbk mencatatkan keuntungan pada kuartal II 2019. Pencapaian ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan kerugian.

Pada kuartal II tahun ini terjadi perbaikan hasil yang signifikan dimana perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp11 miliar jika dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp203 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Perseroan juga membukukan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp80 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu rugi sebesar Rp194 miliar. Peningkatan ini didukung oleh kenaikan permintaan, meningkatnya efisiensi biaya dan kenaikan harga rata-rata tiket pada musim libur sekolah dan lebaran.

Pendapatan Perseroan pada kuartal II 2019 naik 67 persen menjadi Rp1,66 triliun dari Rp993 miliar pada periode yang sama tahun 2018. Pendapatan dari hasil penjualan tiket pesawat meningkat 80 persen menjadi Rp1,39 triliun.

Pencapaian ini didorong oleh peningkatan jumlah penumpang sebesar 58 persen menjadi 1,82 juta dan peningkatan harga rata-rata tiket sebesar 14 persen.

Peningkatan ini berkontribusi terhadap pertumbuhan revenue per available seat kilometre (RASK) sebesar 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kuartal ini Perseroan juga meluncurkan pusat operasi (hub) ke-5 di Lombok dan melayani rute baru Lombok-Perth dan Lombok-Kuala Lumpur. 

"Hasil kuartal kedua ini sangat menggembirakan, dan momentum positif ini akan terus kami jaga untuk memastikan tahun ini akan menjadi tahun yang menguntungkan. Peluncuran rute baru dari hub terbaru kami di Lombok mendapatkan sambutan yang baik dari pelanggan kami, terlihat dari tingkat keterisian yang sangat baik. Kami juga berkomitmen untuk menambah rute domestik dan internasional baru yang potensial," ucap Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Dendy Kurniawan, Minggu (1/9/2019).

Dari sisi kapasitas, terjadi peningkatan jumlah available seat per kilometre (ASK) sebesar 58 persen menjadi 3,071 juta yang disebabkan oleh bertambahnya armada menjadi 25 pesawat dari tahun sebelumnya 15 pesawat.

Tingkat keterisian penumpang/load factor (LF) pada kuartal ini juga meningkat 1 poin menjadi 82 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Biaya keseluruhan dilihat dari unit biaya cost per available seat kilometre ("CASK") dan CASK di luar bahan bakar turun masing-masing sebesar 17 persen dan 25 persen.

Penurunan biaya ini disebabkan oleh turunnya harga bahan bakar dan biaya pemasaran, sejalan dengan inisiatif grup usaha Perseroan untuk beralih dari metode pemasaran konvensional ke digital. 

Hasilnya, pada kuartal ini perseroan mencatat laba operasi sebesar Rp42 miliar, berbanding terbalik dengan kerugian sebesar Rp241 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar