Ekonomi

Pemerintah Terus Upayakan Pasar Baru Ekspor Minyak Sawit

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Ekspor minyak sawit mulai dari crude palm oil (CPO) dan turunannya, biodiesel dan oleochemical berpotensi menurun tahun ini yang disebabkan tekanan yang berasal dari berbagai negara tujuan ekspor Indonesia.

Karena itu, pemerintah terus berupaya menjajaki pasar-pasar baru sekaligus mempertahankan pasar tradisional seperti India. 

"Sekarang kan kita perluasan pasar, kita juga komunikasi kembali ke India apa yang bisa kita pertukarkan agar mereka impor CPO dari Indonesia lebih besar lagi," tutur Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Musdhalifah Machmud di Jakarta.

Laksmi menambahkan, untuk mengompensasi penurunan ekspor itu, meningkatkan serapan dari dalam negeri adalah langkah yang tepat. Menurutnya, bila mandatori B20 bisa dijalankan secara penuh, bisa menyerap CPO sebesar 6 juta ton. Bila B30 bisa dipercepat, maka akan ada tambahan serapan 3 juta ton.

Menurut Laksmi, saat ini pun ada upaya lain untuk meningkatkan penyerapan CPO, yakni PLN yang akan menyerap CPO secara langsung. Rencananya, serapan ini akan mencapai 3 juta ton. Menurut Laksmi, baik program B30 yang berhasil atau justru serapan PLN bisa terealisasi, setidaknya serapan CPO dari dalam negeri sudah bisa mencapai 9 juta ton.

"Jadi kekurangan-kekurangan karena ekspor itu bisa kita atasi dengan penyerapan dalam negeri, baik dalam bentuk biodiesel, alternatif inovasi baru atau cara lain yang bisa dilakukan," tutur Laksmi.

Tambahan data saja, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia di semester I tahun ini hanya tumbuh 10 persen yoy. Di Semester I 2019, ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 16,84 juta ton meningkat dari semester I tahun lalu yang sebanyak 15,30 juta ton. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar