Ekonomi

5.000 UMKM Akan Go Digital di Tahun Ini

Sebuah diskusi UMKM Go Digital. (Okezone.com)

JAKARTA - Perkembangan dunia digital di Indonesia semakin mutakhir. Dengan begitu, ekosistem bisnis dan ekonomi juga menjadi berubah ke arah yang lebih baik.

Melihat perkembangan tersebut, pemerintah pun segera ambil tindakan untuk memajukan ekonomi bisnis. Kualitas pelaku usaha dalam negeri semakin ditingkatkan melalui digitalisasi. Sebab, dengan digitalisasi akan membuka akses pasar yang lebih luas. Sarana promosi yang cepat dan efisien, dan juga meningkatkan daya saing produk dalam negeri itu sendiri.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI menargetkan sebanyak 5.000 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari berbagai sektor untuk masuk ke platform digital tahun ini. Namun, proses ini tak semudah seperti yang diucapkan. Pemasalahan UMKM Go digital juga memiliki masalah konsisten. Sebab seringkali pelaku UMKM tidak dapat menjalankan usaha secara digital secara berkelanjutan.

Kendati demikian, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin RI, Edy Suswanto mengungkapkan, hingga 31 Mei 2019 tercatat sudah ada 3.000 UMKM yang telah menjual produknya melalui e-commerce. Jumlah ini merupakan hasil kolaborasi yang dilakukan pemerintah pusat, daerah, bersama para pelaku usaha e-commerce di Indonesia.

Menurut Edy, kunci keberhasilan UMKM setelah Go Digital adalah konsistensi manajemen usaha yang mempertahankan kualitas, hingga produk yang mampu bersaing.

“Sebab, hanya dengan manajemen yang bagus kualitas produk yang dijual itu bisa sustain (berkelanjutan). Tanpa itu tidak bisa,” kata Edy di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Adapun Kementerian Perindustrian juga terus menjalankan program pengembangan Usaha dan Industri Kecil Menengah (IKM) Go Digital atau yang dikenal e-Smart IKM, hingga 2019 ini tercatat sudah ada 7.000 UMKM maupun IKM yang sudah merambah e-commerce. Terdiri dari sektor makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fashion, herbal, kosmetik, dan industri kreatif.

Dari sisi nilai transaksi yang dihasilkan sudah mencapai Rp2,3 miliar. Dimana transaksi ini didominasi oleh sektor makanan dan minuman yang menyumbang 63,87 dari total transaksi yang dihasilkan. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar