Regulasi

Jelang Voting Aturan Diskriminasi CPO , DMSI Siap Suport Pemerintah

JAKARTA- Menjelang pengumuman hasil jajak pendapat Parlemen Uni Eropa, tentang penerapan skema renewable energy directive (RED) II dan indirect land use change (ILUC), yang dijadwalkan keluar hari ini, Rabu, 15 Mei 2019. Dikatakan Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun, mereka siap memberikan apapun yang dibutuhkan pemerintah. 

"Koordinasi kami dengan pemerintah sudah sangat kuat. Apapun dukungan yang pemerintah butuhkan kami akan siapkan. Kami masih berpegang pada sikap awal, bahwa ketika RED II dan ILUC dijalankan, tuntutan melalui Organisasi Perdagangan Dunia [World Trade Organization/WTO] menjadi satu-satunya jalan," katanya, Rabu, 15 Mei 2019 di Jakarta.

Sementara itu, Master P. Tumanggor mengatakan, saat ini pemerintah dan pelaku usaha yang sedang dalam proses pemilihan dan seleksi terhadap pengacara yang akan ditunjuk mendamping Indonesia di WTO. Pemilihan pengacara akan disesuaikan dengan hasil jajak pendapat dan alasan terbaru UE apabila resmi mengadopsi ILUC dan RED II.

"Tentu saja, harapan kami UE tidak jadi menerapkan kebijakan itu. Sebab, kami sudah berkali-kali mengajukan pembelaan dan lobi-lobi ke UE untuk menjelaskan posisi CPO sebagai minyak nabati yang menaati segala ketetuan terkait dengan lingkungan hidup," ujarnya seperti dikutip dari Bisnis.com.

Secara terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdalifah Mahmud mengatakan, saat ini pemerintah sedang bersiap menantikan hasil jajak pendapat di Parlemen Eropa.

Dia mengatakan, saat ini telah dibentuk tim kerja yang beranggotakan kementerian dan lembaga serta pengusaha CPO untuk melakukan langkah strategis lanjutan apabila RED II dan ILUC resmi disetujui oleh Parlemen Eropa.

"Kami sudah siapkan tim kerja yang akan langsung bekerja secara cepat begitu keputusan Parlemen Eropa muncul. Sementara itu untuk penunjukkan pengacara ketika nanti akhirnya kita maju ke WTO, masih dalam proses seleksi," katanya.

Musdalifah pun berharap UE tidak jadi menerapkan RED II dan ILUC. Pasalnya, pasar Eropa cukup penting bagi CPO RI, yang merupakan komoditas ekspor utama RI.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar