Lingkungan

BMKG Deteksi 49 Titik Panas, Bengkalis Terbanyak 34 Titik Api

upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan ilustrasi

PEKANBARU-Dibanding sehari sebelumnya, Selasa, 12 Februari 2019 yang hanya terdeteksi 11 titik panas, pada hari ini, Rabu, 13 Februari 2019 Badan Metereoligi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 49 titik panas.

Jumlah ini mengindikasikan telah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Dari pemantauan Satelit Terra dan Aqua, dari 49 ini, 34 diantaranya berada di Kabupaten Bengkalis, dan berada di Pulau Rupat.

Dikatakan Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, dari jumlah 34 titik panas ini, tingkat kepercayaan diatas 50 persen. Pantauan dua pekan terakhir, kobaran api yang membakar hutan dan lahan terjadi di Pulau Rupat dan saat ini masih dalam upaya pemadaman.  

Selain Bengkalis, titik panas juga terdeteksi di Kota Dumai sebanyak sembilan titik, tepatnya di Kecamatan Dumai Barat. Titik panas lainnya turut terdeteksi di Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak empat titik. Titik panas lainnya turut terdeteksi di Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak dua titik.

"Secara geografis keempat wilayah yang terdeteksi titik panas itu berada di pesisir Provinsi Riau," ujarnya.

Bibin menyatakan, dari 49 titik panas tersebut, 40 diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

"Titik-titik api berada di Bengkalis 31 titik, Dumai, tujuh titik dan Meranti dua titik,"katanya.

Dalam dua pekan terakhir, BMKG terus mendeteksi kemunculan titik-titik api. Mayoritas titik api menyebar di wilayah pesisir, yang saat ini mengalami musim kering dengan intensitas hujan minim.

Hingga awal pekan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat luas lahan sepanjang awal 2019 ini mencapai 267,5 hektare.

Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger, mengatakan, kebakaran lahan yang mayoritas terjadi di lahan gambut tersebut terjadi di enam kabupaten di Provinsi Riau.

"Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan total 131 hektare," kata Edwar.

Kebakaran lahan di Bengkalis terjadi di sejumlah daerah seperti Kecamatan Pinggir, Pulau Bengkalis dan terakhir di Pulau Rupat.

Wilayah pesisir Riau itu sepanjang awal 2019 ini memang mengalami musim kering dengan cuaca cukup panas sehingga rentan terjadi kebakaran.

Selain di Bengkalis, kebakaran juga melanda Kabupaten Rokan Hilir dengan luas mencapai 87 hektare. Di Kota Dumai, kebakaran juga masih berlangsung hingga awal pekan ini tepatnya di Kecamatan Sungai Sembilan.

Kota Dumai yang secara geografis berdekatan dengan Bengkalis dan Rokan Hilir mengalami kebakaran di sejumlah titik dengan luas 17,5 hektare. Selanjutnya kebakaran lahan juga terpantau di wilayah peisir Riau lainnya, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas dua hektare.

Edwar mengatakan secara umum Provinsi Riau dalam kategori aman dari bencana Karhutla. Namun, dia memberikan pengecualian di wilayah tengah, pesisir timur dan sebagian wilayah Barat Riau.

"Wilayah itu dalam kategori mudah hingga sangat cepat terbakar," ujarnya.

Dengan kondisi kebakaran lahan di awal 2019, Edwar mengatakan akan mempertimbangkan menetapkan status siaga Karhutla di 2019.

Namun, dia mengatakan harus berkoordinasi dengan berbagai pihak terlebih dahulu, seperti BMKG dan Pemerintah Provinsi Riau terkait penetapan status tersebut.(rdh/ant)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar