INHU- Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu saat ini telah menerima data kasus penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) dari Puskesmas yang berada di 14 Kecamatan, kasus tertinggi berada di Kecamatan Seberida tepatnya di Desa Titian Resak dengan jumlah 26 kasus. Penyakit tidak pilih usia namun, tahun 2019 ini remaja hingga anak- anak menjadi sasaran.

Berkisar 60 kasus DBD wilayah Inhu yang baru diterima hingga Senin 04 Februari 2019. Dari rangkuman data satu meninggal dunia pada awal Januari 2019 yaitu warga Rengat dari Puskesmas Sipayung, kata Kepala Dinas Kesehatan Elis Julinarti melalui Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P).

"kami telah melayangkan surat edaran ke seluruh Puskesmas dan Camat pada 24 Januari 2019, untuk bergerak dalam pencegahan dampak penyakit DBD", ucap Elda Fitriani.

Elda Fitriani, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) menerangkan Kecamatan yang tertinggi diserang penyakit DBD berada di Kecamatan Seberida dengan jumlah 26 kasus, tepatnya di Desa Titian Resak.

Dikatakan Elda, masyarakat harus mengetahui seperti apa gejala dampak penyakit DBD, diantaranya  . Ciri-ciri seseorang terkena penyakit adalah tiba- tiba mengalami turun panas dua sampai tujuh hari, tetapi apabila seseorang mengalami itu hendaknya periksa ke dokter dan melakukan uji labor.

Ada tanaman yang di takuti nyamuk aedes aegypti seprti tumbuhan Serai, Kecombrang, Lapender, dan bunga taiayam. Diharapkan masyarakat bisa menanam tumbuhan itu dilingkungan rumahnya.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit ( P2P ) menjabarkan tentang kembang biak satu induk nyamuk dapat bertelur sampai 100-150 dalam satu bulan empat kali.

Dalam hal ini, Dinas Kesehatan pada 03 Januari 2019 telah turun ke Kecamatan Seberida guna melakukan pencegahan penyakit DBD dengan cara gotong royong bersama warga hingga perangkat desa.(dan)