RANTAU PRAPAT - Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kemasyarakatan yang terkait dengan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia ternyata menimbulkan minat para ahli untuk menelitinya.

Salah satu yang diteliti adalah para petani sawit swadaya yang tergabung dalam Asosiasi SAMADE (Sawitku Masa Depanku). 

Ketua DPW SAMADE Provinsi Sumatera Utara Indra Muda Pasaribu kepada SAWITPLUS.CO, Kamis (20/11/2018), menyebutkan dirinya dan sejumlah pengurus SAMADE Kabupaten Labuhanbatu induk, Labuhanbatu Utara, dankata Labuhanbatu Selatan telah bertemu dan diwawancarai oleh peneliti dari IPB (Institut Pertanian Bogor) bernama Diah Eres.

"Waktu penelitian dilakukan pada Rabu (19/12/2018), pukul 21.30 WIB. Lokasi penelitian di Warkop SAMADE Jalan Sirondorung, Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu induk. Respondennya saya, lalu Teguh Kurniawan selaku Ketua SAMADE Labura, Eko Syahoutra selaku Ketua SAMADE Labuhanbatu induk, Tri Sukoco selaku Bendahara SAMADE Labuhanbatu induk," ujar Indra. 

Kata dia, penelitian dan wawancara akan dilanjutkan langsung ke lokasi sentra petani/pekebun sawit swadaya.

Sementara itu Teguh Kurniawan selaku Ketua SAMADE Labura mengungkapkan, akan dilakukan jaring masukan persepsi di 2 (dua) lokasi berbeda yaitu di desa Senah, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, dan di Desa Batu Tunggal, Kecanatan Na IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara.

"Bu Diah Eres kepada kami mengemukakan sejumlah quisioner kepada responden, di antaranya apakah keberadaan LSM membantu industri sawit atau tidak? Lalu, apakah LSM menguntungkan industri sawit atau tidak?" ungkap Teguh.

Kemudian, sambung Ketua Koperasi.SAMADE ini, ditanyakam juga apakah LSM layak dipercaya atau tidak? Apakah LSM menjadi sumber konflik atau tidak?

Beliau, sambung Teguh, juga menanyakan apakah LSM membantu mencapai target petani sawit atau tidak? "Dan ditanyakan juga apakah LSM merupakan sahabat masyarakat atau tidak? Serta ada juga oertanyaan-pertanyaan lainnya," tegas Teguh Kurniawan. hen