MALAYSIA-Kementerian Industri Primer akan memulai kampanye untuk mempromosikan kelapa sawit pada warga Malaysia. Sebab sebagai negara penghasil minyak sawit mentah nomor dua dunia, ternyata banyak warga Negeri Jiran yang tidak mengkonsumsi minyak sawit.

Itu dikatakan Menteri Teresa Kok. Menurutnya, warga Malaysia masih banyak yang menggunakan minyak kanola, bunga matahari dan minyak kedelai untuk kebutuhan sehar-hari. Padahal negara produsen minyak-minyak itu antipati terhadap minyak sawit.

Dia mengatakan, banyak konsumen Malaysia lebih suka menggunakan minyak kanola, bunga matahari dan kedelai yang diimpor dari Eropa, bukan dari minyak sawit Malaysia.

“Sebagai orang Malaysia, jika kita tidak menghargai produk lokal, bagaimana kita mengekspornya? Kami ingin itu dijual di Amerika Serikat, Cina dan Eropa. Kita tidak menghargai minyak sawit yang bagus dan bergizi. Padahal ini penting untuk ekonomi kita,” kata Kok.

Kok juga menyayangkan sikap rakyatnya yang ‘kurang nasionalis’. Padahal Eropa sebagai penghasil minyak nabati di luar sawit antipati terhadap minyak sawit.

"Ada lobi anti-minyak sawit di Eropa. Barang-barang konsumen seperti biskuit dan cokelat diberi label yang menyatakan bebas dari minyak sawit," tambahnya saat pertemuan Lembaga Perkebunan dan Komoditas Malaysia (Impac).

Impac adalah lembaga yang berada di bawah kementerian. Ini didirikan tahun 2010 sebagai pusat pelatihan terpadu yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berpengetahuan dan terampil di sektor perkebunan dan komoditas, seperti kelapa sawit, karet, coklat, tembakau, kayu dan lada.

Menurut Kok, diharapkan Impac melatih 80.000 orang pada tahun 2020. Sekarang, yang sudah dilatih baru 63.000 orang hingga bulan September lalu.

Sektor komoditas, katanya, adalah salah satu penyumbang terbesar bagi negara, dengan ekspor senilai RM 140.1 miliar atau 15% naik dari ekspor tahun lalu. Dari nilai itu, RM 77.8 miliar atau 55,6% disumbang minyak sawit. ts/jss