Survei menunjukkan, 43% wanita mengalami disfungsi [kekacauan] seksual. Itu diungkapkan Jennifer Berman, MD dan Laura Berman, PhD, dalam rubrik yang diasuhnya di NewShe.com.

Penelitian mengenai disfungsi seksual perempuan itu sendiri dilakukan oleh National Health and Social Life Survey. Kekacauan seksual di kalangan wanita, ternyata, juga ada hubungannya dengan masalah usia, yang dalam hal ini umumnya dialami mereka yang berusia 30-50 tahun.

Dari 1.749 wanita yang mengikuti penelitian itu ditemukan, 43 persen pernah mengalami kekacauan seksual di tempat tidur. Beberapa masalah seksual yang dihadapi wanita yang berusia 50-74 antara lain keluhan vagina kering, merasa sakit dan tak nyaman saat bersebadan, dan susah mencapai orgasme.

Disfungsi seksual ini penting untuk mendapatkan perhatian, termasuk oleh pasangan di keluarga. Sayangnya, soal ini seperti tak menarik perhatian.

Masalah disfungsi seksual sepeti itu bisa muncul setelah seorang wanita melahirkan. Ini pernah dikeluhkan seorang ibu berusia 30 tahun yang disampaikan kepada Laura dan Berman dalam kolom konsultasi sex di ABC NEWS.com.

Si ibu ini mengeluh tidak bisa mencapai orgasme saat berhubungan seks pasca dia melahirkan.

“Tolonglah! Belum lama ini saya melahirkan dan sekarang saya tak bisa mencapai orgasme seperti sebelumnya saat berhubungan intim. Apakah ini masalah?” keluh warga Atalanta itu kepada pengasuh rubrik itu.

Dalam nasihatnya, Laura dan Berman menjelaskan, pasca melahirkan memang ada masalah psikologis dan medis yang dialami wanita jika berhubungan seks. Jadi, ini bisa dipandang sebagai masalah, dan juga bisa tidak.

Bila dalam jangka enam bulan hingga setahun masalah itu dialami, kemungkinan ini kaitannya dengan persoalan medis. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi, misalnya syaraf yang cedera, hormon yang belum normal, atau mungkin juga oleh tertariknya jaringan di seputar vagina.

Untuk itu, menurutnya, sebaiknya ini didiskusikan dengan dokter keluarga.  jss