MANDAILING NATAL-Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani kampung di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) hanya bertengger di level Rp 850/kg. Akibatnya, para petani di daerah itu mengeluhkan rendahnya harga, karena tidak mencukupi untuk memenuhi biaya operasional.

"Sudah hampir satu bulan lebih harga terus di bawah Rp 1.000/kg, sehingga hasil panen tidak mampu untuk menutupi biaya yang dikeluarkan, " ujar Sugeng, salahsatu petani sawit seperti dirangkum Sawit+.Co, Rabu (7/11/2018)

Dijelaskannya, anjloknya harga TBS semakin membuat petani terpuruk. Pasalnya, harga pupuk tetap mahal.

"Harga pupuk tetap, biaya panen dan ongkos angkutan tetap, harga TBS turun. Tentu kita mengalami kerugian. Kita berharap agar harga meningkat, " harapnya.

Beberapa hari sebelumnya di kabupaten Padang Lawas (Palas), harga jual TBS di tingkat petani juga kian hari kian melorot saja. Harga TBS saat ini berada di kisaran Rp800-an per kg.

"Saya jual sawit langsung diantar ke pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) PT KAS Kebun Sosa. Minggu ini harga jualnya turun menjadi Rp 1.075 per kilogram. Kalau dua minggu yang lalu masih harga TBS nasih Rp 1.095 per kilogram," ungkap Zulkarnain, petani sawit Desa Ujung Batu, Kecamatan Sosa.

Namun, harga TBS akan berbeda dengan yang jual di lapangan. Harga TBS, katanya, justeru lebih murah yakni Rp 875 per kilogram, harga sebelumnya Rp 895 per kilogram.

Soal hasil panen buah sawitnya, kat dia, dari seluas empat hektare kebun sawitnya, saat ini hasil panennya rata-rata sebanyak tiga ton. "Kalau hasil panennya, bisa dibilang sudah normal. Memang, terkadang hasil panen buah sawit punya saya itu bisa mencapai sebanyak empat ton," jelasnya.

Sementara B Pasaribu, petani sawit di Kecamatan Sosa lainnya mengatakan, saat ini harga jual buah sawit di kebun sawitnya Rp 800 per kilogram.

"Memang, minggu ini harga buah sawit turun Rp 20 per kilogram, menjadi Rp 800 per kilogram. Kalau putaran sebelumnya, harga buah sawit di lapangan masih sebesar Rp 820 per kilogram," jelasnya. hendrik