Regulasi

Stok CPO Indonesia Membengkak, Harus Rebut Pasar India

JAKARTA-Stok minyak sawit Indonesia meningkat sejalan dengan penurunan ekspor dan naiknya produksi. Pasar India mulai menggeliat yang dimanfaatkan Malaysia. Indonesia harus mulai fokus untuk merebut pasar itu.

Dalam rilis GAPKI, Rabu (7 November 2018), India tetap menjadi negara pembeli tertinggi CPO dan produk turunannya dari Indonesia. Pada September ini impor India membukukan 779,44 ribu ton.

Angka ini mengalami penurunan 5% dibandingkan dengan impor bulan sebelumnya dimana impor mencapai 823,34 ribu ton.

Baru-baru ini Pemerintah India meliris kebijakan tentang biofuel dengan target pencampuran bensin 20% untuk etanol dan 5% pencampuran diesel untuk biodiesel pada tahun 2030.

Kebijakan ini membuka peluang pasar lebih besar kepada Indonesia untuk memenuhi pencampuran biodiesel berbasis sawit. Unttuk itu pemerintah sudah seharusnya memberikan perhatian khusus kepada pasar minyak sawit di India terutama terkait tarif bea masuk.

Malaysia akan menikmati pengurangan tarif bea masuk masing-masing 5% untuk CPO dan refined product-nya sebagai buah dari Free Trade Agreement (FTA) yang efektif diberlakukan 1 Januari 2019. Peluang Indonesia untuk mengisi kebutuhan minyak sawit India yang efektif juga diberlakukan 1 Januari 2019.

Peluang Indonesia untuk mengisi kebutuhan minyak sawit India akan terus tergerus jika tidak ada langkah meningkatkan perdagangan baik melalui perjanjian bilateral (FTA) atau perjanjian perdagangan khusus (preferential trade agreement).

Penurunan impor CPO dan produk turunannya dari Indonesia juga dicatatkan oleh China (25%), Pakistan (24%), AS (50%) dan negara-negara Timur Tengah (21%).

Di sisi lain, Uni Eropa membukukan kenaikan impor CPO dan produk turunannya sebesar 16% diikuti Bangladesh sebesar 155% dan negara-negara Afrika sebesar 47%.

Kenaikan ini merupakan kenaikan normal karena pada bulan sebelumnya ada penurunan. Pada bulan September, sudah tidak ada lagi panen rapeseed dan bunga matahari di Eropa dan kawasan tersebut sudah mau memasuki musim dingin.

Khusus untuk produk RBD Palm Olein atau minyak goreng, ekspor ke beberapa negara Afrika terus mengalami kenaikan secara konsisten setiap bulannya.

Negara-negara Afrika memiliki potensi besar untuk menjadi pasar utama minyak goreng jika pemerintah dapat memberikan insentif melalui pengurangan pungutan untuk ekspor minyak goreng dalam bentuk kemasan.

Perluasan mandatori B20 ini sudah mulai menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan penyerapan biodiesel di dalam negeri. Pada September penyerapan biodiesel mencapai 402 ribu ton atau naik 39% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 290 ribu ton.

Penyerapan belum meningkat sesuai dengan target karena masih terkendala infrastruktur dimana titik penyebaran pengiriman biofuel sangat tersebar dan

Di sisi produksi, sepanjang bulan September 2018 produksi diprediksi mencapai 4,41 juta ton atau naik sekitar 8,5% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 4,06 juta ton.

Naiknya produksi karena memang pada bulan September sudah mulai memasuki siklus tinggi musim panen tahunan sawit. Naiknya produksi dan stagnannya ekspor mengakibat stok minyak sawit Indonesia meningkat hingga mencapai 4,6 juta ton. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar