Humaniora

Tragedi Setan (16) : Iblis Memasuki Surga Melalui Jasa Naga

Penangguhan ini adalah waktu yang cukup bagi Iblis untuk melakukan tujuan-tujuan tertentu. Dia tak dapat memperbaiki kebinasaan yang diderita di tangan Adam, namun dia dapat membalasnya. Sekaranglah (dalam masa penangguhan), kesempatan dia membuat manusia jatuh. Dia akan menggoda anak cucu Adam, menyesatkan mereka, dan membuat mereka menjadi anak buahnya.

Dalam sebuah kisah diceritakan, bahwa Iblis berkata,"Ya Tuhan, Engkau telah mengusir aku dari Surga karena Adam, namun aku tidak melakukan apa pun yang aku lakukan tanpa kekuasaan-Mu.

"Allah berkata,"Sesungguhnya, engkau akan menggoyahkan dia (Adam)."Iblis berkata,"Ya Tuhan, beri aku yang lebih dari itu! Tuhan berkata,"Dia tidak akan melahirkan seorang anak tanpa dua makhluk yang lahir darimu.

"Iblis berkata," Ya Tuhan, beri aku yang lebih dari itu! Tuhan menjawab,"Dada mereka akan menjadi tempat kediamanmu. Engkau akan mengalir dalam aliran darahnya. "Iblis menyahut,"Ya Tuhan, beri aku yang lebih dari itu! Tuhan berkata," Kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki. Berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak. Dan beri janjilah mereka. Namun tidak ada yang dijanjikan setan kepada mereka kecuali tipuan belaka."

Penangguhan Iblis adalah kesempatan baginya untuk membalas dendam. Dia tidak meminta apa-apa lagi, bahkan tidak meminta ampun, dan Allah mengabulkan permintaannya.

"Hai Adam bertempat tinggallah bersama istrimu di dalam surga, serta makanlah olehmu berdua buah-buahan dimana saja yang kamu suka, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, atau kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim."

Setan membisikkan pikiran jahat. Ia berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal dalam surga."

Dan setan bersumpah pada keduanya," Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua." Setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, tampaklah aurat keduanya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga...." (Al-Qur'an 7:19-22).

Dalam konteks Al-Qur'an, hilangnya kesucian Adam dan Hawa berhubungan erat dengan hawa nafsu akan kekuasaan dan keabadian. Juga dengan datangnya kesadaran akan seksualitas kemanusiaan. Unsur-unsur ini terdapat dalam beberapa versi kejadian mitos, sekali pun berbeda-beda dalam keterangan lainnya.

Namun demikian, ada ketidaksesuaian tertentu dalam mitos godaan yang menyebabkan kebingungan di antara para penulis muslim. Misalnya, bagaimana mungkin bagi Iblis untuk berkonfrontasi dengan Adam dan Hawa di dalam surga, jika dia, Iblis, telah dikutuk dan diusir keluar surga?

Beberapa solusi tentative telah diberikan. Salah satu mengemukakan, bahwa Iblis berkata kepada Adam dan Hawa melalui pintu surga, karena dia tidak dapat masuk. Yang lain mengemukakan, bahwa Iblis bagaimanapun juga mampu bercakap-cakap dengan mereka dari tempat pengasingannya yang baru, bumi, atau barangkali Iblis memiliki kekuatan telepati.

Namun, yang lainnya percaya bahwa Iblis menyamar menjadi bentuk seekor binatang yang biasa dikenal dalam surga (barangkali seekor unta), dan dengan demikian menjadi mampu melewati penjaga pintu surga.

Tetapi, salah satu rumusan mitos kelihatannya telah mengemuka. Secara umum menceritakan demikian: Iblis menemui kawannya, seekor ular naga (yang sebelum jatuhnya Iblis memiliki empat kaki), dan meminta kepadanya untuk menyembunyikan dia dalam mulutnya. Naga itu setuju, dan Iblis akhirnya masuk dengan bebas.

Dengan menggunakan tipu daya ini, Iblis dapat menghindari deteksi para penjaga. Dalam beberapa versi mitos, Iblis tidak berhubungan dengan naga itu sendirian, melainkan dia mengutus Tawus, burung surga (burung merak), sebagai perantaranya.

Tak ada satu pun teks standar tentang mitos yang lengkap. Terjemahan berikut mengandung bagian-bagian yang diambil dari tiga cerita ahli tafsir (Ats-Tsalabi, At-tabari dan Ad-Diyarbakri) tentang masuknya Iblis ke dalam surga dan perangkapnya terhadap Adam dan Hawa.

Walaupun pendekatan ini kurang memuaskan, karena tidak mungkin menggabungkan penjelasan yang telah berkembang di sekitar cerita penggodaan Adam dan Hawa oleh Iblis. Mitos telah berkembang ke dalam dramatisasi yang bersifat menuduh, yang karakternya mencontohkan perjuangan manusia dengan kebebasan, kebaikan dan kejahatan. (bersambung/jss)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar