Humaniora

Ini Mitos Dewi Gayatri di Candi Boyolangu

Candi Boyolangu menyimpan misteri. Di atasnya terdapat patung tanpa kepala dan ayam jago yang dipercaya bisa berubah menjadi ayam beneran pada malam hari.

Kini, patung-patung yang biasanya di atas candi itu hilang diambil penjahat aliran hitam. Masyarakat sekitar merasa takut menceritakan patung yang hilang itu. Sebab jika itu dilakukan, mereka yakin akan mengakibatkan orang satu desa menderita sakit.

Candi Boyolangu di Tulungagung ini merupakan tempat abu jenazah Dewi Gayatri, istri Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit. Terbuat dari batu bata merah, di atasnya terdapat patung Buddha dari batu granit. Warnanya putih kecoklat-coklatan. Dipayungi cungkup ala kadarnya.

Dulu, lokasi ini cukup bagus. Dijaga sejumlah prajurit kerajaan Majapahit, karena dianggap sebagai tempat bersemayamnya ibu para raja.

Tetapi kini sangat memprihatinkan. Kepala patung di atas candi hilang dicuri orang. Sekarang, tinggal badannya saja.

Jika masyarakat sekitar ditanya tentang kepala patung itu, mereka tidak bersedia menjelaskan. Ada rasa takut. Ini terlihat dari pancaran matanya. Mereka lebih memilih menghindar bila ditanya. Itu sudah berjalan puluhan tahun secara turun-temurun.

“Jangan tanya itu, saya tidak tahu. Kalau diberitahukan nanti akan mendapat kesusahan. Warga desa akan mengalami musibah,” ujar Wardi salah seorang penduduk menirukan cerita leluhurnya.

Pengakuan warga yang tidak masuk akal itu oleh sebagian orang luar dianggap sebagai upaya menyembunyikan dalang pencurian. Malahan menuduh sejumlah warga sekitar yang telah menghilangkan kepala patung itu dengan alasan agar tidak disembah oleh orang-orang tertentu.

Di areal Candi Boyolangu dulu terdapat patung ayam jago milik Raja Majapahit Prabu Jayanegara. Konon, hampir tiap malam menjelma menjadi ayam jago. Berkeliaran di sekitar candi. Masyarakat banyak yang ingin mengetahui, memburunya pada malam hari. Harapannya dapat memilikinya.

Keyakinan adanya ayam jago itu membuat sekelompok masyarakat tidak menyukai. Maka, dibuanglah patung ayam jago itu di suatu tempat yang dirahasiakan. Petugas purbakala hingga sekarang belum bisa menemukannya.

Masyarakat sekitar tidak berani mencari patung itu. Sebab, mereka mempunyai keyakinan kalau sampai ditemukan dan dikembalikan ke tempat asalnya akan berakibat membahayakan masyarakat. Warga satu desa bisa terkena sakit semua.

Kepercayaan itu hingga kini masih berlaku, kendati zaman sudah modern. Sepertinya ada yang ditutup-tutupi seputar raibnya patung candi yang dicuri oleh penjahat. “Memang warga desa ini tidak berani bercerita tentang Candi Boyolangu,” ujar Hendik warga Tulungagung. hus/jss

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar