Lingkungan

Hujan di Bawah Rata-Rata, India Terancam Gagal Panen

MUMBAI-India terancam gagal panen. Inflasi meningkat, suku bunga bank akan naik, dan kesejahteraan rakyatnya mengalami penurunan. Itu karena di tahun ini diprediksi curah hujan hanya 70% dari biasanya.

Saat ini Pemerintah India sedang dicekam kekhawatiran. Itu karena ramalan cuaca menyebut, bahwa tahun 2018 ini kemungkinan musim hujan negeri ini di bawah normal.

Dampak dari hujan yang kurang itu akan sangat mempengaruhi hasil pertanian. Akan banyak yang gaga panen dan menyulut pertumbuhan ekonomi di negeri yang masuk terbesar ketiga di Asia itu. Sebab hampir separuh lahan pertanian di India tidak memiliki irigasi.

Dalam ramalan cuaca itu, monsun hanya akan mengirimkan 70 persen dari curah hujan tahunan India. Ini berakibat sektor pertanian yang menyumbang sekitar 14% ekonomi India senilai $ 2 triliun dan mempekerjakan lebih dari setengah dari 1,3 miliar penduduk negara terancam.

Hujan turun di bawah rata-rata itu bakal menaikkan harga makanan dan membebani hampir setengah dari indeks inflasi konsumen. Ini merambat pada tekanan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Menurut Skymet, lembaga cuaca, monsun Juni-September kemungkinan hanya akan tampak 92 persen dari rata-rata periode panjang (LPA). Turun dari perkiraan sebelumnya.

Kantor lembaga cuaca India itu menyebut, curah hujan di India secara normal berada di antara 96 ??persen dan 104 persen, dengan curah hujan rata-rata 50 tahun 89 cm untuk musim empat bulan.

"Angin muson barat daya kemungkinan memasuki fase lemah berkepanjangan selama bulan Agustus. Sedang biasanya, pada bulan Agustus dan September dari LPA, India masih bisa menerima curah hujan 88% hingga 93% ," terang Skymet.

"Sedang sampai sekarang, parameter samudera sama sekali tidak menguntungkan untuk meningkatkan hujan monsun selama paruh kedua musim ini," kata Jatin Singh, Managing Director Skymet.

Ramalan cuaca ini mencemaskan banyak pihak. Sebab di paruh pertama musim monsun India hanya menerima curah hujan 6 persen lebih sedikit dari biasanya.

Sisi lain, terdapat 260 juta petani India bergantung pada hujan lebat untuk menanam padi, tebu, jagung, kapas dan kedelai. Penurunan curah hujan ini bakal menurunkan pendapatan pertanian.

Di India bagian selatan dan utara sudah terdampak akibat penurunan curah hujan ini. Mereka tertunda untuk menyemai benih tanaman.

India adalah importir minyak nabati terbesar di dunia. Minyak sawit dan soyoil banyak dionsumsi negeri ini. reuters/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar