Lingkungan

Ini Eksotisme Pulau Kucing Gili Ketapang

Kabupaten Probolinggo tenggelam oleh kebesaran Gunung Bromo. Padahal daerah ini punya banyak kawasan eksotis. Satu diantaranya adalah Pulau Gili Ketapang. Pulau ini banyak kucingnya lho.

Letak pulau ini tak jauh dari Kota Probolinggo, kota penghasil mangga itu. Jika ke pelabuhan, sempatkan mata untuk memandang ke lautan. Nah nanti akan tampak gugusan daratan, yang menyendiri di lautan. Inilah Pulau Gili Ketapang itu.

Gili adalah pulau kecil. Namun nama itu seperti tidak punya makna. Itu karena yang selalu terpublikasi adalah Gili Trawangan, Gili Air, dan seterusnya, yang melekat pada pulau-pulau kecil yang bertebaran di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pulau Gili Ketapang merupakan tanah yang menyembul dari permukaan laut. Semula tidak luas, karena tanah yang lain masih tergenang air. Lambat tapi pasti proses pendangkalan terjadi, maka luas pulau ini pun semakin tambah.

Kendati kecil, pulau yang tidak punya sumber air tawar itu banyak dikunjungi. Itu tak lepas dari makam yang ada di pulau ini, yang dipercaya sebagai makam Nyi Ageng Pinatih. Ini adalah ibu angkat Sunan Ampel, yang menemukan bayi sang wali itu saat terapung-apung di laut.

Bentuk makam ini sederhana. Seperti ada dalam ceruk tanah. Saban hari tidak pernah sepi pengunjung, yang rata-rata berasal dari Madura, Gresik, Lamongan dan Probolinggo. Makam inilah yang membuat pulau ini ramai, dan cepat berkembang.

Para peziarah yang datang, pasti membawa bekal makanan. Sisa makanan itu banyak terbuang. Beberapa kucing yang entah datang dari mana, akhirnya berkembang-biak ribuan jumlahnya. Itu pula mengapa Pulau Gili Ketapang juga acap disebut sebagai Pulau Kucing.

Jika ke pulau ini, pengunjung tidak boleh manja. Penjual minuman dan warung tak banyak tersedia. Juga losmen sederhana yang merangkap sebagai rumah penduduk. Malah di tahun 90-an, pulau ini hanya punya satu transportasi becak. Itu bukan untuk mengitari pulau ini, tetapi khusus kendaraan pengantin.

Terus bagaimana kalau mandi? Pulau ini tidak ada sumber air tawar. Maka jika ingin mandi, nyeburlah ke laut. Seluruh penduduk daerah ini melakukan itu. Ini pula yang akhirnya melahirkan pameo, perempuan daerah ini ‘legit-legit’. Tapi jangan coba-coba lho ya. Haram jadah jika itu dilakukan. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar