Humaniora

Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo Akhir Juni

Tinggal hitungan hari Upacara Kasada digelar. Larung hasil bumi itu akan dilakukan masyarakat Tengger ke kawah gunung ini. Itu sebagai wujut rasa syukur, dan untuk menjaga keselamatannya.

Ritual Yadnya Kasada Tengger Bromo tahun 2018 ini (tahun 1940 Saka) jatuh tanggal 24 Juni 2018. Sedang acaranya berlangsung mulai tanggal itu hingga 30 Juni 2018.

Kali ini kondisi Gunung Bromo normal. Tidak seperti dua tahun lalu yang mengalami erupsi, persis di Yadnya Kasada. Kendati, tidak perduli gunung ini sedang erupsi atau tidak, kawahnya menggelegak disertai lava pijar atau tidak, ritus itu tetap akan dilakukan. Saat gunung ini menggelegak di dua tahun lalu, larangan Pemda setempat pun harus kompromi.

Ritus tahunan itu memang tidak berani ditinggalkan. Tidak perduli sedang bahaya atau tidak, upacara itu tidak bakalan ditunda. Warga yang merasa sebagai keturunan dari Rara Anteng dan Joko Seger (Tengger) akan tetap melaksanakannya.

“Ini kewajiban mas. Malah kalau kita sampai tidak melakukan upacara ini, kita semakin takut untuk mengarungi hidup selanjutnya. Kalau kita ingin selamat, maka upacara Kasada ini wajib dilakukan. Apapun kondisinya,” kata Parno (43), warga setempat.

Upacara ini di dua tahun lalu dilakukan 20-21 Juli 2016. Dan untuk Kasada tahun 2018 ini akan dilakukan mulai 24 Juni 2018 hingga 30 Juni 2018.

Dalam upacara itu, biasanya warga Tengger tumpah-ruah di lautan pasir dan di gigir jurang. Hasil bumi yang dibawa, juga ternak, dilemparkan dari gigir jurang ini untuk menjadi santapan magma yang ada dalam kawah.

Semalam suntuk lautan pasir dipenuhi manusia. Dengan berbagai atraksi seni lautan pasir yang biasanya sepi itu bak panggung raksasa. Dan di gigir jurang yang sekarang untuk naik sudah dibuatkan tangga, dipenuhi manusia. Manusia dari masyarakat Tengger sendiri, dan para pelancong. Mereka ramai-ramai menunggu matahari terbit.

Namun ketika aktifitas Gunung Bromo menyemburkan lava pijar di Kasada tahun 2016, keramaian itu terkurangi drastis. Warga pendatang menyusut, apalagi sudah ada larangan agar pengunjung tidak masuk hingga kawah. Pelancong dibatasi hingga radius satu kilometer dari kawah, mengingat bahaya yang bisa terjadi kapan saja.

Kasada kali ini Gunung Bromo adem-adem saja. Kondisi ini memberi keyakinan banyak pihak, bahwa Kasada kali ini akan semarak. Turis lokal dan asing akan berdatangan mengikuti ritus itu, juga menikmaati indahnya pagi tatkala matahari muncul dari peraduannya. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar