PEKANBARU - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Riau kembali menggelar pendidikan politik. Kali ini mengambil tema 'Pengaruh Media Sosial dalam Politik Modern'.
Pendidikan politik itu dilaksanakan di Grand Central Hotel Pekanbaru, Minggu (29/12/2024), dan diikuti oleh pengurus DPW PAN Provinsi Riau, DPD PAN Se Riau, anggota DPRD Provinsi Riau dan DPRD Kabupaten/Kota, serta kader PAN lainnya.
Hadir juga Ketua DPW PAN Riau Alfedri dan Sekretaris yang juga anggota DPR RI H. Sahidin. Tampil sebagai narasumber Dr. Panca Setyo Prihatin, M.Si dan Dr. Data Wardana, M.Si, keduanya dosen politik Fisip UIR, serta praktisi media yang juga senior PAN, H. Fendri Jaswir, SP, MP.
Fendri Jaswir mengatakan sebagai partai modern, PAN tidak bisa melepaskan diri dari media sosial. Media sosial telah menjadi alat penting dalam kampanye politik, komunikasi, dan mobilisasi massa.
Menurut wartawan senior ini, ada tiga peran media sosial dalam hal ini. Pertama, kandidat komunikasi langsung dengan pemilih tanpa perantara media tradisional. Kedua, media sosial digunakan untuk mengorganisir acara, menggalang dana, dan memobilisasi pemilih. Ketiga, informasi tentang kebijakan, visi, dan misi kandidat dapat disebarkan dengan cepat dan luas.
Dikatakan, agar media sosial ini efektif, buatlah konten yang informatif dan menarik bagi pemilih. Lalu, aktif berinteraksi dengan pemilih melalui komentar, pesan, dan live streaming. Selanjutnya, gunakan data dan analitik untuk memahami preferensi pemilih dan mengoptimalkan kampanye.
Namun pengguna media sosial juga harus hati-hati. Sebab, media sosial juga berdampak negatif seperti menimbulkan berita palsu (hoaks) dan disinformasi. ''Penting bagi politisi dan pemilih untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab,'' ujarnya.
Dr. Data Wardana mengatakan penting bagi partai politik dan kader-kadernya untuk menggunakan media sosial. Sebab, jika tidak menggunakan media sosial, maka dia akan tersisih atau tereliminasi dengan sendirinya.
Sementara Dr. Panca Setyo Prihatin, walaupun peran media sosial hanya 36 persen untuk politik, namun media sosial tetap penting bagi politik modern. Sebab, fungsinya sebagai alat komunikasi yang mudah, cepat dan luas jangkauannya.
Namun peserta mempertanyakan seberapa efektif media sosial membantu kandidat agar terpilih? Ketiga narasumber sepakat bahwa media sosial membantu kandidat untuk memperkenalkan diri, membentuk citra dan menjangkau pemilih.
Tapi media sosial tidak berkorelasi langsung dengan keterpilihan. Sebab, menurut Data Wardana, tipologi pemilih lain lagi. Ada pemilih rasional, tradisional dan transaksional. ''Ketiganya berbeda-beda pendekatannya,'' ujarnya.
Fendri Jaswir pun meminta peserta untuk menyesuaikan jenis media sosial dan kontennya dengan pemilih yang akan dijangkau. Pemakai Facebook tidak sama dengan Tik Tok atau YouTube. ''Kita harus menyesuaikan dengan pangsa pasarnya, termasuk konten yang akan dibuat,'' katanya.
Sekretaris DPW PAN Riau H. Sahidin ketika menutup acara menilai pendidikan politik kali ini sangat penting dan bermanfaat buat pengurus, anggota dewan dan kader PAN. Sebab, ke depan PAN akan mengokohkan diri sebagai partai anak muda.
''Dan ke depan, pemilih terbesar adalah anak muda. Anak muda ini penggemar media sosial,'' ujar anggota DPR RI asal Riau itu. (***).