Ekspor Minyak Sawit Melonjak Signifikan di Juni 2024

Ekspor Minyak Sawit Melonjak Signifikan di Juni 2024
ilustrasi

JAKARTA --Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat total ekspor minyak sawit mengalami kenaikan yang sangat tinggi yaitu menjadi 3.385 ribu ton pada bulan Juni 2024 dari 1.964 ribu ton pada bulan Mei.

“Peningkatan terbesar terjadi pada produk olahan CPO yang naik sebesar 872 ribu ton dari 1.365 ribu ton pada bulan Mei menjadi 2.237 ribu ton pada bulan Juni diikuti CPO yang naik dengan 578 ribu ton menjadi 651 ribu ton,” ungkap Mukti Sardjono Direktur Eksekutif GAPKI dalam siaran persnya, Rabu (28/8/2024).

Kenaikan volume ekspor dibarengi dengan kenaikan harga dari USD 981 per ton di bulan Mei menjadi USD 1.011 per ton di bulan Juni, sehingga nilai ekspor naik menjadi USD 2.798 juta di bulan Juni dari USD 1.728 juta di bulan Mei.

Menurut negara tujuannya, kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India yang naik 599 ribu ton menjadi 783 ribu ton, diikuti oleh China yang naik 322 ribu ton menjadi 712 ribu ton.

Kemudian Pakistan yang naik 156 ribu ton menjadi 286 ribu ton, Mesir yang naik 100 ribu ton menjadi 122 ribu ton.

Sedangkan ekspor mengalami penurunan untuk tujuan EU yang turun dengan 41 ribu ton menjadi 275 ribu ton dan Bangladesh yang turun 14 ribu ton menjadi 80 ribu ton.

Adapun produksi CPO bulan Juni 2024 mencapai 3.691 ribu ton turun 5% dari 3.885 ribu ton pada bulan Mei, demikian juga dengan produksi PKO turun menjadi 354 ribu ton dari 368 ribu ton pada bulan Mei.

Sampai dengan bulan Juni, produksi tahun 2024 4,07% lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023.
Total konsumsi dalam negeri turun 3 ribu ton dari 1.943 ribu ton pada bulan Mei menjadi 1.940 ribu ton pada bulan Juni 2024.

Untuk keperluan konsumsi pangan naik 1 ribu ton sedangkan untuk oleokimia naik 5 ribu ton dari bulan Mei dan untuk biodiesel turun dari 907 ribu ton menjadi 898 ribu ton.

“Dengan produksi yang sedikit mengalami penurunan, konsumsi yang relatif stabil dan ekspor yang melonjak, maka stok akhir Juni turun menjadi 2.818 ribu ton, atau sekitar 1.276 ribu ton lebih rendah dari stok akhir bulan Mei,” kata Mukti.* 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index