Nusantara

Pencegahan Karhutla Tanggung Jawab Bersama

Suyono masih ingat betul peristiwa yang terjadi di tahun 2015 lalu. Kala itu tiga hari ia tidak bisa pulang ke rumah. Makan, tidur, semua dilakukan dekat kobaran api. Pakaian hanya yang ia kenakan di badan. Tak sempat memikirkan salinan.

“Kami padamkan yang sebelah sini, di sebelah sana terbakar lagi,” begitu cerita lelaki berusia 52 tahun ini mengenang penanganan kebakaran lahan yang pernah ia lakukan. Suyono merupakan bagian dari Masyarakat Peduli Api (MPA), Koto Gasib, Siak, Pekanbaru.

Bukan semata kewajiban. Menurut ayah empat anak yang sudah tergabung di MPA sejak 2013 lalu itu, dirinya ingin membantu orang yang memerlukan pertolongan. Apalagi, katanya, bila kebakaran meluas, tentu akan banyak korban yang terdampak dan menderita.

Kala itu, cerita Suyono, di tengah musim kering yang memudahkan api membakar lahan, ada lahan di desa tetangga yang membutuhkan pertolongan pemadaman. “Naluri saya terpanggil,” katanya.

Suyono mengaku senang menjadi anggota MPA. Ia tak menyangka, keterlibatan yang diawali tawaran tetangga rumahnya itu menjadi kesehariannya hingga sekarang. Di sela kesibukannya sebagai nelayan pencari ikan di sungai, ia siap siaga bila waktu dan tenaganya dibutuhkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan.

Pada 2021 lalu, bertepatan Hari Bhayangkara ke-75, MPA tempat Suyono berkarya mendapat penghargaan.

Masyarakat Peduli Api dirancang sebagai kekuatan masyarakat dalam mencegah maupun menangani karhutla. Karena, tugas tersebut tidak semata tanggung jawab pemerintah, badan penanggulangan bencana, tentara, polisi, atau perusahaan. Pencegahan karhutla merupakan tanggung jawab bersama.

Itu sebabnya PT. KTU melakukan pembinaan pada MPA. Perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Astra Agro bekerja sama dengan Babinkamtibmas.

Melalui MPA, masyarakat desa dididik, dilatih dan dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang dibutuhkan.

Secara periodik, personil MPA melakukan patroli, memantau lapangan dan bergerak cepat sedini mungkin sebelum kebakaran terjadi.

“PT KTU mempunyai program pencegahan kebakaran berbasis masyarakat,” ujar Hendra Novianto tim fire PT KTU.

Karena hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar, perusahaan harus memastikan juga bahwa situasi dan kondisi di luar perusahaan aman dan tidak memicu potensi kebakaran. Maka, langkah-langkah mitigasi menjadi keharusan.

Diantara langkah-langkah tersebut, melalui program pencegahan berbasis masyarakat, perusahaan melakukan pemetaan sumber air, membuat over flow, serta kanal bloking di area rawan.

Selain itu, menggalang dan menyampaikan pesan serta informasi agar masyarakat di lokasi rawan paham bahaya dan potensi kebakaran. Yang tidak kalah penting, menurut Hendra, patroli bersama MPA dan tim tanggap darurat perusahaan.

Kesiapan itu terus dijaga. Salah satunya melalui apel siaga. Rabu lalu, 21 Juni apel siaga pencegahan kebakaran hutan dan lahan hasil kerja sama banyak pihak digelar di lapangan PT KTU.

“Tingkatkan koordinasi dan komunikasi,” kata Wakil Bupati Siak, H. Husni Merza saat menjadi pemimpin upacara di lapangan PT. Kimia Tirta Utama (KTU), Koto Gasib, Riau, dalam rangka apel siaga kebakaran hutan dan lahan, Rabu, 21 Juni 2023.

Selain pemerintah, apel siaga kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Siak, Polres Siak, Kodim 0322 Siak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PT KTU, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) cabang Riau, Manggala Agni, dan Masyarakat Peduli Api, juga dihadiri perwakilan dari DPRD Siak dan organisasi masyarakat.

Penanganan karhutla, menurut Husni, tidak dapat dilakukan secara parsial. Dibutuhkan kerja sama yang baik antar semua pihak. Pemerintah daerah, aparat keamanan, swasta maupun masyarakat harus saling mendukung.

Sebagai antisipasi gangguan iklim akibat El Nino, menurutnya, dari sisi pemerintah pun Kabupaten Siak telah menyiapkan beberapa langkah pencegahan karhutla.

Diantaranya seperti pembuatan kanal blocking, penyiapan embung dan penampuan air serta meningkatkan patroli terpadu, termasuk penyiapan peralatan-peralatan pendukung. Semua itu demi menciptakan Siak sebagai kabupaten bebas asap.

“Harus dicegah sedini mungkin, dan itu tanggung jawab kita semua,” tegas Husni yang mengingatkan bahwa apel siaga ini merupakan wujud kesiapan Kabupaten Siak mencegah dan mengatasi ancaman karhutla.

Apel siaga diisi dengan simulasi pemadaman kebakaran oleh personil TNI-Polri, tim tanggap darurat PT KTU, dan masyarakat peduli api.

Simulasi menampilkan kegiatan mulai dari pemantauan, pelaporan ke posko, ground check ke lokasi kebakaran, lalu komunikasi dan koordinasi dengan aparat kepolisian hingga simulasi penggunaan pompa portable dan unit pemadaman hingga menyisir lokasi untuk memastikan bara api yang telah benar-benar padam.

Di lokasi juga disediakan ruang pamer yang menunjukkan peralatan pemadaman PT KTU, serta program dan kegiatan perusahaan kelapa sawit Grup Astra Agro ini dalam membina dan membuat Masyarakat Peduli Api menjadi kekuatan penting dalam pencegahan karhutla.(sawit.id)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar