Industri

Soal DMO Sawit, Produsen CPO Minta Pemerintah Perhatikan Harga

JAKARTA - PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mendukung kebijakan domestic market obligation (DMO) yang tengah disiapkan oleh pemerintah. Ini dinilai dapat meningkatkan penyerapan sawit di pasar lokal. Namun, produsen CPO itu juga memiliki catatan penting, yakni pemerintah juga harus mempertimbangkan mengenai harga, agar pelaku usaha mulai hulu ke hilir tidak dirugikan.  
 
Sekretaris Perusahaan Mahkota Group, Elvi memaparkan kebijakan DMO minyak sawit yang saat ini masih dibahas di kementerian ESDM perlu dikaji secara khusus karena menyangkut harga, volume kebutuhan dan sumber pasokan. 

Adapun Pertamina selaku produsen biodiesel yang mewakili perusahaan pelat merah, lanjut Elvi, telah berkomitmen siap untuk program B100 yang tentunya memerlukan jaminan ketersediaan pasokan CPO dari produsen dengan harga jual yang lebih murah dibandingkan dengan harga ekspor sehingga nantinya harga biodisel B100 dapat kompetitif. 

Sedangkan dari sisi pelaku usaha sawit baik hulu maupun hilir, Elvi menyatakan tentunya juga tidak mau dirugikan akibat adanya DMO ini terutama dari sisi harga. Walaupun menurut Elvi jika semua faktor yang disepakati dapat diterima mayoritas pelaku pasar CPO, tentunya akan meningkatkan konsumsi sawit di pasar domestik apalagi didukung dengan berlakunya wajib emisi euro 4 kendaraan diesel di april 2022.

Catatan penting dari Mahkota Group beralasan. Sebab kalau menimbang dari harga sawit di domestik secara umum, Elvi menyatakan harganya lebih rendah dibanding kalau sawit dijual ekspor. Meski tidak terpaut terlalu jauh jika dibanding dengan harga ekspor. 

"Sebab harga domestik sendiri juga base on dari harga global. Harga ekspor sendiri bisa lebih berfluktuasi karena adanya selisih nilai konversi mata uang," jelasnya, Jumat (17/7).*


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar