Masyarakat Desa Kulati di Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, memanfaatkan kekayaan alam dengan cara mengubah kotoran ternak menjadi kompos. Kotoran ternak yang dibuat menjadi pupuk tersebut berasal dari sapi dan kambing.
Ketua Komunitas Poassa Nuhada, Nyong Tomia, menjelaskan bahwa memanfaatkan kekayaan alam tidak melulu dengan cara memanfaatkan keindahan alam untuk pariwisata. Tapi juga mengelola alam dengan kearifan lokal, dan memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan masyarakat bersama.
Poassa Nuhada adalah komunitas Desa Kulati yang fokus terhadap cara memanfaatkan dan mengembangkan potensi lokal menjadi lebih baik, sehingga bermanfaat hingga ke luar desa mereka.
Kawasan Gurita, Hasil Tangkapan Berlimpah Kotoran hewan ternak yang dijadikan kompos ini menjadi tantangan sekaligus peluang yang baik oleh masyarakat untuk membuka potensi ekonomi desa. Selain juga menangkap ikan dan menanam buah mete.
Kompos kotoran kambing Banyak warga desa yang memelihara kambing di bawah panggung atau kolong rumah mereka. Kambing itu diikat dan kotorannya ditumpuk dengan ranting dan sisa pembakaran atau abu.
Dalam beberapa bulan, tumpukan kotoran kambing, abu dan ranting tersebut akan diambil oleh pemiliknya untuk dipergunakan saat akan melakukan penaman pangan.
"Jadi secara alami sudah hancur kotoan bercampur ranting dan abu tadi," kata Nyong.
Berdasarkan kebiasaan tersebutlah, masyarakat sudah terbiasa untuk menanam apa saja menggunakan kotoran kambing.
"Ini kelakukan turun-temurun dan terbiasa," ujar dia.(int)