Regulasi

Harga TBS Terus Melejit

PEKANBARU - Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Riau terus mengalami kenaikan disemua kelompok umur. Untuk periode 1-7 Januari 2020 ini harga TBS Kelapa Sawit kelompok umur 10 - 20 tahun mengalami kenaikan tertinggi sebesar Rp 2.274 per kilogram (Kg).

Kasi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu mengatakan kenaikan untuk kelompok umur 10-20 tahun itu pada penetapan ke 51 ini mencapai 1,13 persen dari pekan lalu.

"Atas kenaikan itu harga TBS periode saat ini menjadi Rp 2.037,52/Kg. Kenaikan harga TBS ini periode ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal," ujar Tengku Neni kepada wartawan  Selasa (31/12).

Untuk faktor internal jelas Tengku Neni, kenaikan harga TBS periode ini disebabkan oleh kenaikan harga jual CPO dan kernel dari sebagian perusahaan yang menjadi sumber data. Meskipun ada yang mengalami penurunan harga namun kenaikan masih lebih besar. 

"Untuk harga jual CPO, Sinar Mas Group mengalami penurunan sebesar Rp 4216/Kg dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp 156,63/Kg dari harga minggu lalu. Sedangkan untuk harga jual kernel, Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp 137,00/Kg dari harga minggu lalu,"ucap Tengku Neni.

Sementara dari faktor eksternal, kenaikan harga TBS periode ini masih dipengaruhi kekhawatiran pasar akan risiko penipisan pasokan di tengah permintaan yang tinggi tahun depan.

"Tahun depan permintaan minyak sawit akan ditopang oleh konsumsi domestik. Indonesia sebagai produsen terbesar kelapa sawit meluncurkan program biodiesel B30 pekan ini. Program B30 yang diinisiasi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia," ungkapnya.

Sementara Malaysia sebagai negara produsen sawit terbesar kedua di dunia merencanakan untuk peluncuran program B20 pada Februari 2020.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tambahnya, mencatat produksi minyak sawit sepanjang Januari-Oktober 2019 naik 11,26% dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 44,05 juta ton.

"Dari jumlah tersebut sebanyak 28,95 juta ton diekspor, sedangkan 14,65 juta ton dikonsumsi di dalam negeri.  Ekspor minyak sawit tersebut hanya naik 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan konsumsi dalam negeri melesat 37%," paparnya. (Rls)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar