Industri

Indonesia Stop Impor Cangkul Mulai Tahun 2020

Cangkul. (Int)

JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) RI Teten Masduki, mengaku percaya diri Indonesia bisa mengamanatkan tugas Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berhenti impor cangkul pada 2020 mendatang. Menteri Teten mengatakan, Krakatau Steel telah siap menyediakan bahan baku pembuatan cangkul kepada pengrajin logam di berbagai daerah, terutama Jawa.

"Pak Presiden sudah minta tahun depan untuk diminta tidak impor lagi dan kami sudah mengkoordinasikan kemarin. Intinya sebenarnya kita sanggup membuat cangkul sesuai dengan kebutuhan dalam negeri," ungkap dia di Jakarta.

Selain Krakatau Steel, Bank BRI juga disebutnya siap bantu membiayai para pengrajin logam yang banyak masih mengandalkan peralatan sederhana dalam memproduksi cangkul.

Kemenkop dan UKM sebelumnya sempat mengabarkan, kebutuhan cangkul di dalam negeri saat ini adalah sekitar 10 juta. Setelah dihitung kembali, Menteri Teten menyatakan produksi dalam negeri sebetulnya sudah bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut.

"Selama ini kalau industri kecil dan UMKM itu sekitar 3 jutaan lah. Tapi setelah kita inventarisir lagi kemampuan kita sebenarnya bisa. Jawa Barat bisa 4 juta, Jawa Tengah 3 juta, Jawa Timur 3 juta," sebut dia.

Menurutnya, persoalan utama saat ini adalah penyaluran hasil produksi cangkul yang belum terfasilitasi lantaran keberadaan pihak pengrajin yang terpencar.

"Nah persoalannya sekarang adalah ini tidak terhubung, tidak terkoneksi dengan bahan baku karena pengrajinnya mencar-mencar menyebar. Kemarin (impor cangkul) sudah dibicarakan. Termasuk bagaimana distribusi bahan bakunya. Kalau pembiayaan sih tidak sulit karena marketnya ada, BRI mau biayai," tutupnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengeluhkan kebiasaan Indonesia yang hobi melakukan impor cangkul. Padahal cangkul merupakan barang yang dapat diproduksi dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata Indonesia memang gemar melakukan impor cangkul setiap tahunnya, dan terbanyak dari China. Sepanjang Januari-Oktober 2019 tercatat nilai impor cangkul mencapai USD 106.127 atau Rp1,49 miliar, dengan volume sebanyak 292.444 kilogram (kg). (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar