Industri

Andira Agro (ANDI) Optimis Kinerja Membaik di kuartal IV-2019

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Sembilan bulan pertama tahun 2019 menjadi periode yang cukup menantang bagi PT Andira Agro Tbk. Menilik laporan keuangan PT Andira Agro Tbk di kuartal III 2019, penjualan bersih perseroan turun sekitar 7,50 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) Rp211,94 miliar di sembilan bulan pertama 2019. 

Sebelumnya, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp229,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan penjualan terjadi baik pada lini penjualan minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) maupun inti sawit atawa kernel.

Mengacu ke laporan keuangan perseroan, penjualan CPO turun 6,68 persen secara yoy dari yang semula Rp195,99 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp182,89 miliar atau setara dengan 86,29 persen dari total penjualan bersih di kuartal III 2019. 

Sementara itu, penjualan kernel mengalami penurunan 12,32 persen secara yoy dari Rp33,13 miliar menjadi Rp29,05 miliar atau setara dengan 13,71 persen penjualan bersih perseroan di kuartal III tahun ini.

Sebenarnya, turunnya penjualan bersih juga diiringi oleh penurunan beban pokok pendapatan sekitar 5,15 persen secara yoy menjadi Rp178,79 miliar di kuartal III 2019. Sebelumnya, beban pokok pendapatan perseroan tercatat sebesar dari Rp188,52 miliar di kuartal III 2018.

Namun demikian, penurunan beban pokok penjualan yang lebih rendah dibanding penurunan penjualan penurunan pada sisi laba sudah bisa terlihat pada laba kotor. Pasalnya, laba kotor perseroan tercatat mengalami penurunan sekitar 8,36 persen secara yoy dari yang semula Rp40,61 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp33,15 miliar di kuartal III 2019.

Selain itu, kenaikan beban juga terjadi pada pos-pos beban seperti misalnya beban usaha alias operating expenses serta beban keuangan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III, beban usaha operating expenses naik 7,32 persen secara yoy dari yang semula Rp13,72 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp14,72 miliar di kuartal III 2019. 

Sementara itu, beban keuangan perseroan naik sekitar 113,20 persen secara yoy menjadi Rp209,51 juta sepanjang Januari-September 2019. Sebelumnya, beban keuangan perseroan hanya mencapai Rp98,26 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Alhasil, emiten yang memiliki kode saham ANDI ini hanya membukukan laba periode berjalan sebesar Rp14,78 miliar sepanjang Januari-September 2019. Kalau dihitung-hitung, angka ini lebih rendah sekitar 22,28 persen dibanding laba periode berjalan tahun lalu yang mencapai Rp19,02 miliar.

Direktur Utama PT Andira Agro Tbk, Francis Indarto mengatakan turunnya penjualan bersih perseroan disebabkan oleh rendahnya harga CPO di sembilan bulan pertama tahun ini.

Menurut Francis, harga rata-rata penjualan CPO ANDI sepanjang Januari-September 2019 hanya mencapai Rp5.700 per kilogram. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, harga tersebut memang relatif lebih rendah. Harga jual rata-rata CPO ANDI di tahun 2018 mencapai Rp6.170 per kilogram.

Kendati demikian, Francis mengaku optimis kinerja perseroan bisa lebih baik di kuartal IV hingga tutup tahun nanti. Pasalnya, Francis mencatat harga jual rata-rata CPO di bulan Oktober sudah bergerak lebih baik akibat adanya sentimen program mandatori penggunaan bauran 30 persen biodiesel dengan solar alias B30, yakni di kisaran Rp7.500-Rp8.000 per kilogram.

“Apakah akan lebih bagus dari 2018, itu kami belum bisa sampaikan, yang pasti kami yakin bahwa secara produksi kami lebih banyak, nah tergantung harganya saja,” ujar Fransic. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar